kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.869   -59,00   -0,35%
  • IDX 6.496   49,78   0,77%
  • KOMPAS100 934   7,00   0,76%
  • LQ45 727   5,21   0,72%
  • ISSI 208   1,38   0,67%
  • IDX30 376   1,12   0,30%
  • IDXHIDIV20 456   3,03   0,67%
  • IDX80 106   0,75   0,72%
  • IDXV30 112   0,92   0,83%
  • IDXQ30 123   0,27   0,22%

Defisit Neraca Transaksi Berjalan Diperkirakan Melebar Tahun 2025 Ini


Selasa, 22 April 2025 / 11:52 WIB
Defisit Neraca Transaksi Berjalan Diperkirakan Melebar Tahun 2025 Ini
ILUSTRASI. Neraca Perdagangan Surplus, Aktivitas bongkar muat Peti Kemas di pelabuhan Jakarta International Countainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/4/2025). Current account deficit (CAD) atau defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan akan semakin melebar pada 2025 tahun ini.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Current account deficit (CAD) atau defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan akan semakin melebar pada 2025 tahun ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, CAD Indonesia akan mencapai defisit 1,18% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2025, terutama didorong oleh tekanan yang terus berlanjut akibat perang dagang global yang sedang berlangsung.

Perkiraan defisit ini, melebar bila dibandingkan dengan kuartal IV 2024 yang mencatat defisit sebesar US$ 1,1 miliar atau 0,3% dari PDB.

Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Diprediksi Melebar Menjadi 1,18% dari PDB di 2025

“Namun, jika ketegangan perdagangan semakin meningkat dan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) gagal menghasilkan resolusi yang konstruktif, kami memperkirakan CAD dapat meningkat sebesar 0,19% - 0,29% dari PDB,” tutur Josua kepada Kontan, Senin (21/4).

Adapun ia menjelaskan, proyeksi pelebaran CAD sebagian besar mencerminkan permintaan domestik yang tangguh, didukung oleh sikap kebijakan pro-pertumbuhan pemerintah.

Hal ini telah menopang aktivitas impor meskipun terdapat tantangan eksternal yang meningkat, termasuk kinerja ekspor yang lemah karena meningkatnya ketegangan perdagangan dan meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global.

Meski demikian, ia memperkirakan, pelebaran defisit transaksi berjalan dapat membatasi fleksibilitas Bank Indonesia (BI) untuk melakukan pelonggaran moneter, karena ketidakpastian global yang tinggi mengurangi aliran modal masuk.

Baca Juga: BI Proyeksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan Melebar Pada 2025

“Hal ini menggarisbawahi peran penting kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas rupiah dan memitigasi dampak dari imported inflation,” ungkapnya.

Sebelumnya, BI juga memperkirakan CAD pada 2025 akan semakin melebar. Meski demikian, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan pelebaran tersebut masih dalam kategori sehat.

BI meramal, defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan kisaran 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB.

Denny menambahkan, masih rendahnya perkiraan defisit neraca transaksi berjalan tersebut, menunjukkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat.

Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Diproyeksi Melebar Pada Akhir 2024

“NPI 2025 diperkirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut dan defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB,” tutur Denny.

Selanjutnya: Hana Bank Luncurkan Produk Tabungan Berjangka Goal Savings

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Ini, Simak Prakiraan Cuaca Besok (23/4) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×