kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Mandiri optimistis ekonomi Indonesia tahun 2020 lebih positif


Kamis, 19 Desember 2019 / 22:10 WIB
Ekonom Bank Mandiri optimistis ekonomi Indonesia tahun 2020 lebih positif
ILUSTRASI. Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Punya peluang, Ekonom Bank Mandiri optimis ekonomi Indonesia tahun 2020 lebih positif. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Selain itu, penurunan suku bunga juga akan memperbesar selisih suku bunga kredit dan DPK, sehingga net interest margin (NIM) juga akan meningkat. Bank-bank harus lebih jeli melihat potensi sumber-sumber pertumbuhan kredit baru yang memiliki prospek yang baik, terutama sektor-sektor yang berorientasi domestik, seperti FMCG, layanan kesehatan dan sektor-sektor yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur," jelasnya.

Di sisi lain, bank juga harus menerapkan fungsi manajemen risiko yang baik untuk menjaga kualitas aset sehingga NPL tetap terjaga, serta terus meningkatkan rasio kecukupan modal untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global. 

Dus, ekonom Bank Mandiri memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 akan tumbuh sebesar 5,14% ditopang oleh pertumbuhan konsumsi RT yang terjaga dan pertumbuhan PMTB yang membaik seiring dengan berakhirnya tahun politik dan telah dirumuskannya paket kebijakan terkait peningkatan daya saing dan iklim investasi domestik, seperti Undang-undang Omnibus Law.

Baca Juga: BI targetkan pertumbuhan kredit 10%-12% pada 2020

Perang dagang AS–Tiongkok yang berdampak pada penurunan harga komoditas masih menjadi faktor risiko bagi ekonomi Indonesia tahun 2020. Alhasil, diperkirakan inflasi akan mencapai 3,54% pada 2020 akibat penyesuaian beberapa harga yang diatur pemerintah. 

Nilai tukar Rupiah akan sedikit terdepresiasi menjadi Rp 14.296 per dolar AS di akhir 2020, seiring dengan sedikit melebarnya CAD menjadi 2,88% dari PDB akibat meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi pada sektor riil dan.

Faktor positif yang dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di 2020 adalah dampak transmisi kebijakan moneter, seperti penurunan suku bunga acuan dan kenaikan LTV, diharapkan akan mulai terlihat pada 2020. 

Selain itu, kebijakan fiskal semakin efektif melalui peningkatan kualitas belanja sehingga memiliki dampak multiplier effect yang tinggi juga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Tutupi bolong penerimaan pajak, pemerintah andalkan pajak karyawan dan pajak badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×