kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ekonom Bank Mandiri optimistis ekonomi Indonesia tahun 2020 lebih positif


Kamis, 19 Desember 2019 / 22:10 WIB
Ekonom Bank Mandiri optimistis ekonomi Indonesia tahun 2020 lebih positif
ILUSTRASI. Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Punya peluang, Ekonom Bank Mandiri optimis ekonomi Indonesia tahun 2020 lebih positif. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Suku bunga acuan BI, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR), sampai dengan Desember 2019 tercatat turun 4 kali secara berturut-turut dari Juli-Oktober 2019, atau turun 100 bps menjadi 5%. Pelonggaran kebijakan moneter diambil sebagai langkah mendorong momentum pertumbuhan domestik di tengah perlambatan ekonomi dunia. 

Pihaknya melihat masih ada ruang bagi BI untuk melanjutkan kebijakan moneter akomodatif dengan memangkas BI7DRRR sebesar 25 bps menjadi 4,75% di tahun depan.

Terdapat 3 faktor yang menentukan pergerakan BI-7DRRR, yakni inflasi, pergerakan suku bunga acuan AS, dan CAD. Sampai dengan November 2019 tingkat inflasi domestik masih stabil dan terjaga. Hasil pertemuan FOMC di tahun 2019 mengindikasikan the Fed akan menahan FFR di tahun setelah memotong FFR sebesar 75 bps menjadi 1,75% di tahun ini. 

Arah kebijakan The Fed yang dovish tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, terlihat dari aliran modal asing yang kembali masuk ke Indonesia. Sampai dengan pertengahan Desember 2019, tercatat terjadi aliran modal masuk bersih sebesar Rp.42,7 triliun di pasar saham dan Rp.174 triliun di pasar SBN.

Baca Juga: Penerimaan Bea Cukai tahun 2019 diprediksi melampaui target

Terakhir, CAD menyusut dari 2,93% dari PDB di 2018 menjadi 2,7% dari PDB di di September 2019. Seiring relatifnya membaiknya neraca perdagangan jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu. Kami memprakirakan CAD full-year 2019 akan sekitar 2,6% terhadap PDB. Perkembangan Sektor Perbankan. Berbagai indikator perbankan masih cukup solid sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terjaga.

Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat cukup tinggi sebesar 23,3% pada September 2019, lebih tinggi dibandingkan akhir 2018 sebesar 23%. Kinerja laba bank-bank besar sepanjang 2019 juga masih cukup baik di tengah besarnya tantangan yang dihadapi saat ini. Bank-bank besar dalam negeri pada 9M19 masih mencatatkan kinerja yang cukup baik. 

Empat bank besar (Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BNI) pada kuartal III 2019 mencatatkan rata-rata pertumbuhan laba bersih sebesar 9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan kinerja kuartal II 2019 sebesar 3,9% (yoy). 

Beberapa faktor yang menopang kinerja adalah ekspansi bisnis yang masih cukup baik, kualitas aset yang terjaga, stabilnya pertumbuhan pendapatan operasional, serta perbaikan efisiensi kegiatan operasional perbankan.

"Kami cukup optimis profitabilitas perbankan akan membaik pada 2020. Hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, serta terjaganya berbagai indikator ekonomi makro. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan kredit," kata Andry.

Baca Juga: OJK bakal mengizinkan agen laku pandai bank berjualan reksadana



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×