kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.529   166,00   1,01%
  • IDX 7.746   -20,53   -0,26%
  • KOMPAS100 1.084   -3,52   -0,32%
  • LQ45 780   -3,23   -0,41%
  • ISSI 268   0,25   0,09%
  • IDX30 405   -1,27   -0,31%
  • IDXHIDIV20 472   -1,28   -0,27%
  • IDX80 119   -0,12   -0,10%
  • IDXV30 130   0,52   0,40%
  • IDXQ30 131   -0,27   -0,21%

Pemerintah Berupaya Wujudkan Stabilitas Harga Demi Jaga Daya Beli di Semester II-2025


Minggu, 03 Agustus 2025 / 08:11 WIB
Pemerintah Berupaya Wujudkan Stabilitas Harga Demi Jaga Daya Beli di Semester II-2025
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan menegaskan bahwa berbagai intervensi kebijakan pemerintah dilakukan secara konsisten guna menciptakan keterjangkauan harga.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan menegaskan bahwa berbagai intervensi kebijakan pemerintah dilakukan secara konsisten guna menciptakan keterjangkauan harga dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional pada semester II 2025.

“Pemerintah terus mengantisipasi dengan langkah terukur untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik. Seluruh kebijakan dirancang agar aktivitas dunia usaha nasional tetap tangguh menghadapi guncangan global, dengan daya saing ekspor yang terus meningkat, disertai daya beli masyarakat yang tetap terjaga,” ungkap ujar Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam keterangan resminya, Jumat (1/8/2025).

Pemerintah menjalankan berbagai kebijakan seperti gerakan pangan murah, pengawasan distribusi, operasi pasar, dan penguatan cadangan pangan untuk menjaga stabilitas harga.

Baca Juga: PMI Manufaktur Masih Kontraksi, Indef Soroti Lesunya Daya Beli dan Gempuran Impor

Inflasi Indonesia pada Juli 2025 tercatat sebesar 2,37% secara tahunan (yoy), naik dari 1,87% pada Juni. Kenaikan ini terutama dipicu oleh lonjakan harga sejumlah komoditas pangan seperti beras, bawang merah, tomat, dan cabai rawit akibat gangguan cuaca dan berakhirnya masa panen. 

Meski demikian, inflasi komponen administered price tetap stabil di level 1,32% (yoy), ditopang oleh harga energi bersubsidi yang terjaga. Sementara inflasi inti melambat tipis ke 2,32% (yoy) seiring penurunan tekanan harga pada layanan rekreasi dan makanan minuman.

Sebagai respons atas potensi kenaikan harga beras, pemerintah kembali mengaktifkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sejak awal Juli. 

Langkah ini ditujukan untuk mengendalikan pasokan dan menjaga harga agar tetap terjangkau. Risiko iklim dan cuaca juga terus dimonitor sebagai bagian dari mitigasi gejolak harga ke depan.

Baca Juga: Daya Beli dan Likuiditas Jadi Hambatan Ekonomi RI Sulit Tumbuh di Atas 5% Tahun Ini

Dari sisi eksternal, ekspor Indonesia tetap memberikan dukungan positif terhadap perekonomian. Neraca perdagangan mencatat surplus sebesar US$ 4,10 miliar pada Juni 2025, meningkat dari US$ 2,52 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ekspor mencapai 11,29% yoy, didorong sektor industri pengolahan dan pertanian, sementara impor tumbuh moderat sebesar 4,28% yoy, terutama pada barang modal.

Ke depan, peluang ekspor ke Amerika Serikat diperkirakan semakin terbuka. Hal ini menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menandatangani perintah eksekutif pada 31 Juli 2025 untuk menurunkan tarif resiprokal produk Indonesia menjadi 19%. Beberapa produk bahkan dikecualikan dari kebijakan tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×