Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Penanganan dampak virus corona Covid-19 di dalam negeri membutuhkan biaya yang ekstra jumbo.
Karena itu pemerintah perlu all out mengalokasikan dana dari APBN maupun APBD tahun ini agar wabah virus corona Covid-19 segera berakhir.
Baca Juga: Chatib Basri sarankan agar pemerintah pertajam pemotongan anggaran untuk corona
Pemerintah juga harus rela untuk lebih dalam pemangkasan anggaran, baik anggaran perjalanan dinas maupun belanja infrastruktur untuk dialihkan guna menangani virus corona Covid-19.
Ekonom Senior sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, anggaran perjalanan dinas tahun 2020 yang dialokasikan sebesar Rp 43 triliun, bisa dipotong lagi lebih dari 25% dan dialokasikan untuk penanganan bencana non alam wabah virus corona Covid-19 .
Baca Juga: Hore, Pindad sudah bisa bikin ventilator buat pasien corona, kerjasama dengan UI
Pasalnya, dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka menecagah penyebaran virus corona Covid-19 yang dilaukan oleh beberapa daerah seperti saat ini sudah pasti perjalanan dinas tidak bisa dilakukan.
Selain anggaran perjalanan dinas, pemerintah bisa memangkas anggaran belanja modal fisik seperti infrastruktur dan menunda pelaksanaanya.
SELANJUTNYA>>>
Itu karena, meskipun anggaran infrastruktur sangat dibutuhkan, tetapi eksekusinya tidak memungkinkan untuk dilakukan pada saat seperti ini.
"Namun, tidak mungkin Kementerian Keuangan melakukan sendiri, harus ada komitmen dari kementerian lembaga (K/L) lainnya," kata Chatib, Selasa (21/4).
Baca Juga: Ventilator lokal made in PT Pindad siap bantu pasien corona, berapa harga jualnya?
Sebagai imbas dari kebutuhan anggaran yang besar, maka defisit fiskal diperlebar lebih dari batas aman 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Jika alokasinya difokuskan untuk kesehatan, bantuan sosial, dan dukungan aktivitas usaha maka pasar bisa menerima keputusan tersebut.
Baca Juga: Chatib Basri sarankan pemerintah fokus pada 4 sektor ini untuk tangani covid-19
Salah satu buktinya, respon positif penerbitan obligasi global US$ 4,3 miliar dengan imbal hasil yang kompetitif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News