Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, apabila pemerintah membutuhkan dana tambahan untuk penanganan wabah virus Corona (Covid-19), maka pemerintah dapat mempertajam realokasi anggaran dari Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.
"Di dalam kondisi seperti ini apakah kita butuh dana tambahan? Kalau iya uangnya dari mana? Jadi Dirjen Anggaran bersama Eselon I lain di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus melakukan realokasi anggaran. Bisa nggak dipertajam? Saya nggak tahu, mungkin masih bisa," ujar Chatib di dalam telekonferensi daring, Selasa (21/4).
Baca Juga: Chatib Basri: Sektor keuangan akan terus tertekan sampai wabah corona bisa diatasi
Chatib menyarankan, anggaran perjalanan dinas tahun 2020 yang dialokasikan sebesar Rp 43 triliun, bisa dipotong lagi lebih dari 25%. Pasalnya, dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti saat ini sudah pasti perjalanan dinas tidak bisa dilakukan.
Selain itu, anggaran belanja modal fisik seperti infrastruktur juga bisa ditunda. Itu karena, meskipun anggaran infrastruktur sangat dibutuhkan, tetapi eksekusinya tidak memungkinkan untuk dilakukan pada saat seperti ini.
"Di tahun ini ditunda dulu untuk fokus pada sektor kesehatan, bantuan sosial, dan mendukung aktivitas usaha. Nanti tahun 2021 bisa mulai yang lain dari segi realokasi untuk budgetnya. Namun, ini tidak mungkin Kemenkeu melakukan sendiri, harus ada komitmen dari K/L lainnya," papar Chatib.
Kemudian, Chatib juga menyarankan untuk memperbesar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meskipun pasar akan bereaksi karena defisit melebihi 3%, tetapi jika dilihat alokasinya difokuskan pada tiga hal tadi, maka pelebaran defisit ini bisa dibenarkan.
Baca Juga: Merasa dapat pelayanan buruk di RS, pria ini doakan tenaga medis terinfeksi corona