Reporter: Abdul Basith, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Tim sebelumnya menyatakan bahwa binatang ketiga itu adalah singa, harimau atau gajah. Namun, setelah melihat langsung objeknya Sri Margana memastikan bahwa binatang yang diinterpretasikan sebagai gajah, singa atau harimau itu sebenarnya adalah Naga Siluman Jawa.
"Dari ukiran Naga Siluman Jawa ini saya berkeyakinan bahwa keris ini adalah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman itu," kata Sri Margana, Sabtu (7/3).
Kesimpulan Margana ini dibernarkan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Hilmar adalah juga seorang sejarawan. Selain itu pendapatnya didukung oleh Duta Besar RI untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja.
Baca Juga: Pemerintah manfaatkan kunjungan Raja Belanda untuk lobi penyetaraan sertifikat sawit
Tak hanya itu, sejarawan yang juga jurnalis Bonnie Triyana, yang menjadi bagian dari delegasi Indonesia mendukung pendapat ini.
Margana juga menceritakan perjalanan panjang bagaimana Keris Pangeran Diponegoro ini bisa ditemukan. Sebelumnya Museum Volkenkunde di Leiden sudah lama mencoba mencari Keris Diponegoro yang ada di koleksinya sejak tahun 1984.
Orang pertama yang melakukan upaya ini adalah Pieter Pott kurator museum dan kemudian menjadi Direktur Museum, kemudian diikuti oleh Prof. Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, Johanna Leifeldt (1917) dan Tom Quist (2019).
Dari penelitian yang dilakukan oleh empat peneliti itu menemukan ada tiga keris yang diduga milik Pangeran Diponegoro. Akhirnya pada tahun 2019 peneliti lain Tom Quist sepakat dengan pendapat Johanna Leifeldt bahwa dua keris yang lain yang ditemukan oleh Pieter Pott dan Susan Legense dipastikan bukan keris milik Pangeran Diponegoro.