Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia diperkirakan merosot imbas ketidakpastian pasar keuangan dan perekonomian global.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, sentimen risk-off akan meningkat di bawah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kebijakan Trump yang berfokus ke dalam negeri, dinilai dapat memicu perang dagang, perang mata uang, memicu inflasi AS yang lebih tinggi dan mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga kebijakan 'higher-for-longer'.
Sejalan dengan itu, risiko stagnasi ekonomi yang berkepanjangan di China, faktor-faktor ini kemungkinan akan meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe haven, terutama dollar AS, dan juga mendorong arus modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi US$ 156,1 Miliar Pada Januari 2025
Selain itu, Josua menyebut, kebijakan proteksionisme Trump dapat menghambat kemajuan disinflasi AS, sehingga membatasi ruang The Fed untuk melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut, dan dengan demikian meningkatkan daya tarik aset AS.
“Dengan mempertimbangkan dinamika ekonomi dan pasar keuangan global terkini, kami memproyeksikan cadangan devisa Indonesia akan berkisar antara US$ 152 - 156 miliar pada akhir 2025, dibandingkan dengan US$ 155,72 miliar pada akhir 2024,” tutur Josua kepada Kontan, Jumat (7/2).
Di samping itu, nilai tukar rupiah juga diperkirakan akan terdepresiasi menjadi sekitar Rp 16.300 hingga Rp 16.700 per dolar AS pada akhir tahun 2025, dari Rp 16.102 per dollar AS pada akhir tahun 2024.
Baca Juga: Cadangan Devisa Berpotensi Meningkat, Namun Kondisi Global Perlu Diwaspadai
Josua juga memperkirakan Bank Indonesia akan terus menggunakan cadangan devisanya untuk mengintervensi pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, yang dapat mengakibatkan menipisnya cadangan devisa secara bertahap.
“Namun demikian, fundamental ekonomi Indonesia yang relatif solid dan prospek yang baik dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan regional masih dapat menarik arus modal masuk,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2025 tercatat sebesar US$ 156,1 miliar, meningkat dibandingkan posisi pada akhir Desember 2024 sebesar US$ 155,7 miliar. Meningkatnya cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerbitan global bond pemerintah.
Tonton: Pemerintah Akan Mulai Program Cek Kesehatan pada 10 Februari
Selanjutnya: Daftar 21 Jenis Layanan Kesehatan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan
Menarik Dibaca: Resep Nasi Tim Ayam Jamur dari Nasi Kemarin yang Harum dan Kaya Rasa, Bikin Ketagihan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News