Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2025 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 23,85 juta orang, atau turun sekitar 200.000 orang dibandingkan dengan kondisi pada September 2024.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyampaikan, penduduk miskin terhadap total populasi atau total penduduk di Indonesia pada Maret 2025 mencapai 8,47%, lebih rendah 0,10% dari posisi September 2024 yang mencapai 8,57%.
“Sebagai bahan perbandingan, angka kemiskinan pada September 2022, dibandingkan Maret 2022 mengalami peningkatan 0,14%. Sedangkan 2023 sampai dengan Maret 2025 kemiskinan berangsur mengalami penurunan,” tutur Ateng dalam konferensi pers, Jumat (25/7/2025).
Baca Juga: Si Miskin Berkurang, Tapi Kualitas Hidup Tak Naik
Adapun bila dilihat lebih rinci, angka kemiskinan pada September 2020 mencapai 27,55 juta orang atau 10,19% dari total populasi. Kemudian angka kemiskinan di Tanah Air berangsur menurun hingga Maret 2025, di antaranya, mencapai 27,54 juta orang atau 10,14% pada Maret 2021, turun menjadi 26,50 juta orang atau 9,71% pada September 2021, turun menjadi 26,16 juta orang atau 9,54% pada Maret 2022.
Akan tetapi dalam prosesnya, angka kemiskinan meningkat pada September 2022 menjadi 26,36 juta orang atau 9,57%, kemudian turun pada Maret 2023 menjadi 25,90 juta orang atau 9,36%, turun pada Maret 2024 menjadi 25,22 juta orang atau 9,03%, turun pada September 2024 menjadi 24,06 juta orang atau 8,57%, dan turun pada Maret 2025 menjadi 23,85 juta penduduk atau 8,47%.
Untuk diketahui, Ateng membeberkan profil angka kemiskinan dilakukan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang bertujuan untuk mengungkapkan data tentang kondisi sosial ekonomi seluruh rumah tangga di Indonesia.
Baca Juga: Target Kemiskinan Ekstrem 0% Sulit Dicapai, Imbas Data Tak Akurat
Susenas dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada Maret dan September. Nah khusus untuk Susenas Maret 2025, pendataannya dilakukan pada Februari 2025. Hal ini disebabkan Maret 2025 bertepatan dengan bulan Ramadan yang dapat mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga.
Jumlah sampel Susenas Maret 2025 dilakukan kepada 345.000 rumah tangga, yang tersebar di 38 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota.
Dengan Susenas ini menghasilkan beberapa indikator penting dalam sasaran visi nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025-2029 yakni, kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, gini ratio, dan indeks modal manusia.
Selanjutnya: 5 Perusahaan Raksasa AS Siap Investasi di Indonesia, Nilainya Capai Rp370 Triliun
Menarik Dibaca: IHSG Bergerak Terbatas Pagi Ini, Sempat Turun 0,05%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News