Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Sebanyak lima perusahaan asal Amerika Serikat (AS) akan melakukan investasi di Indonesia. Total nilai investasinya mencapai Rp 370,19 triliun (kurs Rp 16.300).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, selain menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia dengan pangsa ekspor 11,22%, AS juga masuk dalam 5 negara yang menanamkan modal terbesar di Indonesia.
"Di tahun lalu sampai dengan US$ 3,7 miliar (Rp 60,31 triliun). Namun dengan di saat yang sama, Amerika Serikat juga commited untuk investasi di Indonesia," ujarnya konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Airlangga melanjutkan, saat ini sudah ada lima perusahaan asal AS yang menyatakan minat untuk berinvestasi di Indonesia. Bahkan salah satunya bernilai ratusan miliar dollar AS.
Pertama, perusahaan minyak dan gas (migas) ExxonMobil telah menyatakan akan berinvestasi dengan membangun fasilitas carbon capture and storage (CSS) senilai US$ 10 miliar (Rp 163 triliun).
Kemudian perusahaan teknologi Oracle juga masih dalam pembicaraan untuk berinvestasi sekitar US$ 6 miliar (Rp 97,80 triliun) untuk membangun pusat data di Batam.
Baca Juga: Kelanjutan Tarif AS: Trump Minta Kritikal Mineral Diekspor, Ini Kata Pengusaha
Perusahaan teknologi raksasa Microsoft turut berencana mengguyurkan investasi di Indonesia sebesar US$ 1,7 miliar (Rp 27,72 triliun) untuk pembangunan infrastruktur cloud dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Selanjutnya, perusahaan layanan komputasi awan Amazon Web Service (AWS) juga akan memperkuat pengembangan cloud dan AI dan cloud sebesar US$ 5 miliar (Rp 81,5 triliun).
Investasi lainnya akan datang dari General Electric Healthcare senilai Rp 178 miliar. Perusahaan teknologi medis asal AS ini akan menggandeng Kalbe Farma untuk membangun pabrik produksi CT Scan di Jawa Barat.
Oleh karenanya, menurut Airlangga meski Indonesia menawarkan berbagai hal ke AS dalam kesepakatan perdagangan dalam rangka tarif resiprokal. Namun pemerintah telah memperhitungkannya dengan keuntungan yang diberikan AS mulai dari penurunan tarif resiprokal dari 32% jadi 19%, investasi, hingga perdagangan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Baca Juga: Belum Berlaku, Tarif Impor Trump 19% untuk Indonesia Masih Tunggu Ini