Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan euro sempat terlihat menguat tajam ke level Rp 8.000 di laman pencarian Google Finance pada Sabtu (1/2) sore. Hal tersebut membuat masyarakat heboh dan bertanya-tanya.
Berdasarkan pantauan KONTAN, pada Sabtu (1/2) sore, rupiah sempat berada di level Rp 8.170 per dolar AS dan bertengger di kisaran Rp 8.348 per euro. Padahal, pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 16.305 per dolar AS atau melemah 0,30% dibanding penutupan hari sebelumnya.
Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan, tampilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan euro di laman Google Finance merupakan ulah peretas atau hacker.
“Saya kira ini merupakan ulah para hacker yang membuat rupiah diombang-ambing,” kata dia kepada Kontan, Minggu (2/2).
Baca Juga: Begini Penjelasan Google Usai Rupiah Mendadak Menguat ke Level Rp 8.170 Per Dolar AS
Ibrahim juga menilai bahwa kemungkinan besar hacker tersebut merupakan orang yang kecewa dengan pemerintahan saat ini. Ia memaparkan peretas merespons sikap pemerintah yang optimistis mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dengan menunjukkan nilai US$ 1 dan € 1, setara Rp 8.000.
Selain itu, Ibrahim bilang, hacker itu juga memanfaatkan perbedaan yang mencolok terkait asumsi pertumbuhan ekonomi antar lembaga di pemerintah. Di mana, Kementerian Keuangan memprediksi ekonomi Indonesia 2025 dapat tumbuh 5,2%, namun Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan hanya akan berada pada level 4,8%-5,1%.
Di sisi lain, perubahan drastis tampilan rupiah juga menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Misalnya, di platform X (Twitter) pada Sabtu (1/2), hingga pukul 20.00 WIB, US$ 1 jadi perbincangan hangat dengan total 36.400 unggahan. Sebagian besar unggahan menyoroti tampilan eror penguatan rupiah tersebut.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) pun sudah buka suara terkait penguatan sementara rupiah di laman Google tersebut. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan, posisi rupiah yang ditampilkan Google Finance merupakan kesalahan teknis.
“Kesalahan teknis terjadi. Dan hanya untuk rupiah terhadap dolar AS dan Euro,” ujar Destry kepada KONTAN, Sabtu (1/2).
Baca Juga: BI Langsung Kontak Google, Usai Rupiah Mendadak Rp 8.170 per Dolar AS di Sabtu (1/2)
Mengingat, posisi rupiah di Bloomberg maupun di Yahoo Finance tetap di atas Rp 16.000 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp 16.300 per dolar AS. Posisi ini sesuai dengan penutupan rupiah di akhir pekan.
Sedangkan, berdasarkan data Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.294 per dolar AS.
Destry menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan Google mengenai masalah ini.
"Tim kami sedang kontak (dengan) Google untuk meng-clear-kan (meluruskan) masalah ini," tandasnya.
Selanjutnya: LGP 3 Kg Tak Dijual Lewat Pengecer, Istana: Subsidi Agar Tepat Sasaran
Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News