Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019 tetap terjaga di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
Badan Pusat Statisk (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 berada di level 5,05% year on year (yoy). Angka ini berada di bawah pencapaian kuartal I-2019 sebesar 0,07% dan kuartal II-2018 di level 5,27%.
Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari efek perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang menyebabkan daya beli global melemah. Sehingga ekspor Indonesia terpantau tumbuh melambat.
Baca Juga: Mata uang yuan merosot, begini dampaknya ke pasar domestik
BPS mencatat beberapa negara eksportir terbesar Indonesia mengalami pelemahan ekonomi pada kuartal II-2019 di antaranya China 6,2%, AS 2,3%, Singapura 3,2%.
BI menambahkan perkembangan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh permintaan domestik yang meningkat di tengah kinerja sektor eksternal yang menurun. Permintaan domestik naik dipengaruhi konsumsi yang lebih tinggi dan investasi yang stabil, meskipun perubahan inventori menurun.
Sementara itu, penurunan kinerja sektor eksternal dipengaruhi ekspor yang menurun akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan ketegangan hubungan dagang yang berlanjut.
Baca Juga: Meski pertumbuhan ekonomi melempem, penerimaan cukai masih moncer
Permintaan domestik yang tetap kuat banyak menopang pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat dari 5,02% yoy pada kuartal I-2019 menjadi 5,17% yoy, didukung inflasi yang terkendali dan tingkat keyakinan konsumen yang tetap terjaga.
Konsumsi Pemerintah juga meningkat menjadi 8,23% yoy dan konsumsi Lembaga Non-profit Rumah Tangga LNPRT tetap tinggi sebesar 15,27% yoy, antara lain didorong dampak positif penyelenggaraan Pemilu 2019.
Adapun investasi tumbuh stabil sebesar 5,01% yoy, dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,03% yoy. Sementara itu, sektor eksternal ditandai kinerja ekspor dan impor yang kembali mencatat kontraksi yakni masing-masing 1,81% yoy dan 6,73% yoy.
Baca Juga: Kepala Bappenas memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 sebesar 5,1%
Berdasarkan sektoral, pertumbuhan ekonomi yang terjaga ditopang kenaikan sektor primer terutama LU Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, serta sektor tersier yakni LU Jasa Lainnya, LU Transportasi dan Pergudangan, serta LU Informasi dan Komunikasi.
BI memandang kinerja perekonomian Indonesia kuartal II-2019 tetap positif, di tengah perlambatan ekonomi dunia.
“Ke depan, upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk investasi, perlu ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif perlambatan ekonomi dunia.” tuli BI dalam keterangan rilisnya, Senin (5/8).
BI mengaku akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News