Reporter: Handoyo | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) direspon kalangan pengusaha jasa transportasi darat. Organisasi Angkutan Darat (Organda) sudah ancang-ancang untuk menaikkan tarif jasa moda trasportasi angkutan umum penumpang maupun logistik.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Organda DKI Jakarta Safruan Sinungan menjelaskan, pasca kenaikan BBM premium maupun solar yang cukup besar ini, pihaknya akan mengusulkan kenaikan tarif untuk jasa transportasi umum.
Kisaran besaran kenaikkannya, Safruan menghitung, sekitar Rp 500 untuk transportasi umum berbasis bahan bakar premium dan sekitar Rp 200 untuk moda transportasi berbahan bakar solar. "Tetapi untuk taksi, kita belum mengusulkan kenaikkan," kata Safruan, akhir pekan lalu.
Tarif taksi belum diusulkan naik semata karena persoalan teknis. Bila tarif taksi naik, perlu penyesuaian tera dan argo sehingga meyita cukup waktu dan biaya lagi.
Rencananya, usulan kenaikan tarif tersebut akan dirapatkan bersama seluruh anggota Organda pada hari Selasa (1/4) besok. Bila rencana kenaikan tarif angkutan ini dapat dilakukan, kondisinya akan sama seperti sebelum pemerintah menurunkan harga BBM di awal tahun ini.
Sekedar gambaran saja, dengan usulan penyesuaian tarif tersebut, nanti ongkos angkutan umum akan menjadi Rp 4.000 per orang, atau naik dibandingkan tarif saat ini yang berada dikisaran Rp 3.500 per orang. Sementara tarif bus reguler akan naik dari Rp 3.800 per orang menjadi Rp 4.000 per orang.
Safruan menambahkan, alasan kenaikan tarif angkutan ini tidak semata-mata kenaikan harga BBM. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) juga membuat biaya produksi pengusaha jasa angkutan meningkat.
Selama ini, biaya pembelian suku cadang sangat dipengaruhi oleh nilai tukar. Catatan saja, dari total biaya pengusaha angkutan, sebesar 17% merupakan biaya BBM. Sedangkan sekitar 45%-50% berasal dari biaya suku cadang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News