Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir ihwa rencana restrukturisasi utang Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) alias Whoosh yang diklaim bakal dilakukan selama 60 tahun.
Dony menjelaskan bahwa saat ini operasional whoosh dinilai positif yang terlihat dari banyaknya penumpang harian.
"Kita terus bernegosiasi, tetapi yang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat, tidak usah khawatir bahwa whoosh ini memberikan manfaat banyak terutama sekali transportasi. Sehari itu sekarang kurang lebih 20-30 ribu penumpang yang kita layani," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10).
Dony mengungkapkan, penyelesaian masalah keuangan whoosh yakni terkait restrukturisasi utang hingga 60 tahun ini merupakan salah satu pilihan. Dia bilang, pihaknya juga masih akan melakukan negosiasi ihwal wacana ini.
Baca Juga: Utang Kereta Cepat Akan Direstrukturisasi Jadi 60 Tahun, Ini Kata Pengamat
"Mengenai penyelesaian keuangan, menurut saya itu kan hanya opsi saja. Tetapi yang paling penting kita sampaikan kepada masyarakat bahwa secara operasional, KCIC itu sudah membukukan positif secara operasional. Sehingga tidak khawatir terhadap proses operasional karena EBITDA-nya juga positif. KCIC itu tinggal masalah utang pembangunan yang lalu, yang ini tentu ada opsi, beberapa opsi. Dan kita pastikan tentu ini opsi yang terbaik," ungkapnya.
Lebih lanjut, Dony menuturkan, pihaknya bakal memberangkat tim ke China untuk melakukan negosiasi utang whoosh tersebut.
"Kami akan berangkat lagi juga untuk bernegosiasikan mengenai term daripada pinjamannya. Ini menjadi poin of negosiasi kita, berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan dengan mereka," tandasnya.
Untuk diketahui, keputusan untuk melakukan restrukturisasi dengan memperpanjang jangka utang hingga 60 tahun disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga: Luhut : Utang Kereta Cepat Direstrukturisasi Jadi 60 Tahun
Bahkan, kata Luhut, restrukturisasi tersebut telah dibahas bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Kemarin kita bicara dengan Kementerian Kuangan (Kemenkeu), tidak ada masalah, karena kalau kita restructuring 60 tahun, itu kan jadi lebih kecil," ujar Luhut dalam acara 1 Tahun Prabowo-Gibran, Senin (20/10/2025).
Ia mencontohkan, dengan restrukturisasi, kewajiban pembayaran tahunan bisa ditekan menjadi sekitar Rp 2 triliun per tahun.
"Jadi kita misalnya (bayar) Rp 2 triliun kira-kira satu tahun, dan kemudian penerimaan (dari operasional) Rp 1,5 triliun," katanya.
Menurut Luhut, kesepakatan dengan pihak China sebenarnya sudah dicapai, namun pelaksanaannya sempat tertunda karena adanya pergantian pemerintahan.
"Kita mau lakukan tadi restructuring dengan pihak China. Dan itu mereka sudah setuju," imbuhnya.
Selanjutnya: Perempuan di Garis Depan Transformasi Digital UMKM Indonesia
Menarik Dibaca: Perempuan di Garis Depan Transformasi Digital UMKM Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News