Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah berencana akan menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji berdasarkan nilai keekonomian. Dimulai dengan menetapkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi untuk jenis tertentu, pemerintah berencana kembali menaikan harga BBM sebesar Rp 200 per liter mulai 1 April 2015.
Alasan kenaikan harga adalah menyesuaikan harga minyak dunia yang mulai rebound. Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas (Migas) IGN Wiratmadja mengatakan, keputusan kenaikan BBM masih menunggu Presiden Joko WIdodo (Jokowi). Namun berdasarkan perkembangan harga minyak terakhir, ditambah pergerakan nilai tukar rupiah memang berpotensi naik.
Rencananya, hal serupa akan diterapkan untuk elpiji tiga kilo gram (Kg). Selama ini harga elpiji 3 kg, selalu mendapatkan subsidi dari pemerintah. Namun, nantinya pemerintah akan memberlakukan kebijakan satu harga untuk elpiji. Baik elpiji 3 Kg maupun elpiji 12 Kg akan ditetapkan harga yang sama.
Kebijakan ini, diperkirakan akan lebih efektif mengendalikan laju inflasi. Jika biasanya, setiap kenaikan BBM 10% dampak terhadap tambahan inflasinya mencapai 0,8% sekarang tidak begitu.
Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan Doddy Arifianto mengatakan elastisitas kenaikan BBM itu diperkirakan akan lebih rendah dua per tiga kali nya. "Perkiraan sementara kami, kini elastisitasnya setiap kenaikan 10% tambahan inflasinya sekitar 0,5%," ujar Doddy, Jumat (27/3).
Hal yang sama juga terjadi untuk harga elpiji. Padahal, biasanya dampak penambahan inflasi dari kebijakan kenaikan elpiji tidak sebesar kenaikan harga BBM.
Dengan asumsi-asumsi ini, Doddy memperkirakan laju inflasi tahun 2015 bisa lebih terkendali. Hingga akhir tahun laju inflasi bisa berada di level 4,2%, dengan rata-ratanya sebesar 6,4%.
Sementara itu ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, biasanya dampak kenaikan elpiji terhadap tambahan inflasi sebesar 0,3%. Dengan kebijakan pencabutan subsidi ini bisa menekan hingga di bawah itu.
Apalagi, dengan mengganti kebijakan subsidi elpiji menjadi mekanisme subsidi langsung bisa mengurangi dampak dari setiap kenaikan. Artinya, selain tepat dari sisi politis kebijakan ini juga membantu daya beli masyarakat miskin.
Yang perlu diantisipasi adalah kenaikan vollatilitas. Misalnya seperti saat ini, harga bawang merah dan cabai merah yang naik. Sebelumnya harga beras juga meningkat.
Kondisi itu menjadi ancaman terhadap perkiraan laju inflasi. Oleh karenanya, dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan harga kebutuhan pokok david memperkirakan inflasi hingga akhir tahun bisa di bawah 5%.
Sementara untuk bulan April nanti jika kebijakan-kebijakan itu benar-benar diterapkan akan terjadi inflasi sebesar 0,1%-0,2%. Meskipun pada dua bulan sebelumnya sempat terjadi deflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News