Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Di tengah ketidakpastian global akibat gelombang proteksionisme baru dari Amerika Serikat, Indonesia menghadapi dampak perlambatan global.
Berdasarkan laporan terbaru ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Edisi Juli 2025 yang dirilis ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Indonesia diperkirakan akan mencatat pertumbuhan ekononomi sebesar 4,8% pada 2025 dan 4,7% pada 2026.
Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5% pada 2025 dan 5,1% pada 2026.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%-5,8% pada 2026 Dinilai Sulit Tercapai
Kendati begitu, Indonesia masih berada di antara negara ASEAN dengan proyeksi pertumbuhan tertinggi.
Menurut AMRO, Indonesia bersama Vietnam menjadi dua dari sedikit negara di kawasan yang berhasil mencapai kesepakatan awal dengan AS untuk menurunkan tarif ekspor.
Ini memberikan sedikit kelegaan di tengah tekanan perdagangan yang meningkat akibat kenaikan tarif AS terhadap berbagai produk dari kawasan ASEAN+3.
"Setelah tanggal 2 April, sebagian besar negara memulai pembicaraan bilateral dengan kemajuan terbatas, hanya Vietnam dan Indonesia yang mencapai kesepakatan awal mengenai tarif yang lebih rendah," jelas laporan AMRO.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5%, Makin Berat Ciptakan Lapangan Kerja
Di sisi domestik, konsumsi masyarakat Indonesia tetap tangguh, ditopang oleh pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang melandai.
Inflasi utama Indonesia diperkirakan turun dari 2,7% menjadi 1,5% pada 2025, sebelum sedikit naik ke 1,9% di 2026.
Namun, risiko eksternal masih tinggi. Ketegangan di Selat Hormuz dapat mengancam stabilitas pasokan energi, mengingat Indonesia masih sangat bergantung pada impor minyak dari kawasan Timur Tengah.
"Ketergantungan impor energi yang tinggi di kawasan ini memperkuat kerentanan terhadap guncangan dari sisi pasokan, meskipun dampak aktualnya sangat bervariasi berdasarkan cadangan strategis masing-masing negara, pengaturan pasokan alternatif, dan kemampuan manajemen permintaan dalam merespons gejolak harga yang berkelanjutan," jelasnya.
Selanjutnya: IHSG Naik 0,7% di Akhir Sesi I, Saham DCII Sumbang Separuh Kekuatan Indeks
Menarik Dibaca: IHSG Naik 0,7% di Akhir Sesi I, Saham DCII Sumbang Separuh Kekuatan Indeks
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News