Reporter: Indra Khairuman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 dari 5,1% menjadi 4,7%. Ini seiring dampak negatif dari perang dagang yang berdampak pada sektor manufaktur serta memperlebar defisit transaksi berjalan.
Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, penyesuaian proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini mencerminkan kondisi terkini terkait perang dagang.
“IMF kelihatannya sudah langsung melakukan penyesuaian terkait dengan pertumbuhan ekonomi global yang proyeksinya juga turun dari yang sebelumnya 3,3% jadi 2,8%. Termasuk juga Indonesia ya, turun sampai ke level 4,7%,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).
Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak lepas dari dampak yang lebih luas di tingkat global.
Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7%
Dampak yang paling nyata dari penurunan proyeksi ini adalah terpukulnya industri, terutama sektor manufaktur yang terkait dengan ekspor ke Amerika Serikat (AS).
“Current account deficit juga diproyeksikan melebar, berarti ekspor kita diproyeksikan juga terganggu,” kata Myrdal.
Di samping itu, lonjakan impor diperkirakan akan terjadi, sehingga bisa mengganggu keseimbangan perdagangan Indonesia.
Myrdal juga menegaskan pentingnya negosiasi intensif untuk menghindari tarf tambahan yang diakibatkan oleh perang dagang.
“Mau tidak mau kita harus menghindari dampak dari kebijakan perang dagang ini, ya harus all out sih negosiasinya supaya kita tidak terkena tarif tambahan,” ucap Myrdal.
Pemerintah juga perlu menciptakan peluang baru dalam situasi ini. Misalnya dengan memanfaatkan kesulitan yang dihadapi negara lain dalam memasuki pasar AS.
Di sisi lain, proyeksi defisit transaksi berjalan yang diperkirakan akan melebar menjadi 1,5% pada 2025 menjadi perhatian serius.
“Ini yang harus kita perhatikan sih, kenapa proyeksi current account defisitnya itu lebar nih,” kata Myrdal.
Untuk menangani tantangan ini, penguatan industri lokal dan peningkatan nilai tambah ekspor menjadi langkah yang sangat krusial.
Baca Juga: Merespons Prediksi IMF, Kemenkeu: Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Myrdal juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomoi Indonesia bisa mencapai 5,08% jika langkah yang tepat diambil.
“Kita harapkan sih bisa sih, kalau misalkan perang dagangnya berkecamuk dan menurunkan prospek ekonomi global,” tambahnya.
Dengan strategi yang tepat, diharapkan ekonomi Indonesia dapat terus tumbuh meski dalam kondisi yang menantang.
Selanjutnya: Komisi V DPR Soroti Perbedaan Data Kecelakaan Mudik antara Kemenhub dan Korlantas
Menarik Dibaca: Ini Cara Allianz Indonesia Dukung Kepemimpinan Perempuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News