kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada, Harga Pangan Berpotensi Sundut Inflasi Oktober 2023


Senin, 30 Oktober 2023 / 17:33 WIB
Waspada, Harga Pangan Berpotensi Sundut Inflasi Oktober 2023
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan pokok dan bahan makanan di Pasar Tanjung Duren, Jakarta, Minggu (19/3/2023). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mungkin meningkat pada bulan Oktober 2023, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.  Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi IHK pada bulan September 2023 sebesar 0,19% secara month on month (MoM) atau secara tahunan sebesar 2,28% YoY. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menghitung, inflasi IHK pada bulan Oktober 2023 sebesar 0,26% MoM dan secara tahunan naik menjadi 2,55% MoM.  David bilang, kenaikan inflasi pada bulan Oktober 2023 tak lepas dari kenaikan sebagian besar harga pangan. 

"Terutama harga beras. Bila menilik data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga beras sudah naik sekitar 16% YtD," terang David kepada Kontan.co.id, Senin (30/10). 

Selain itu, harga sebagian besar komoditas pangan juga meningkat pada Oktober 2023. Sedangkan efek basis kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah hilang pada September 2023. 

Baca Juga: BPS Rilis Aturan Penyampaian dan Pengelolaan Data Perdagangan Lewat Sistem Elektronik

"Jadi memang kenaikan inflasi murni karena kenaikan barang. Pasalnya, base effect BBM sudah hilang," tambah David. 

Agak berbeda dengan David, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan inflasi pada bulan Oktober 2023 akan melandai secara bulanan. Dari perhitungannya, inflasi bulanan akan berada di level 0,09% MoM, atau melandai dari 0,19% MoM pada September 2023. 

Namun, senada dengan David, ia meyakini inflasi secara tahunan akan meningkat, yaitu di kisaran 2,48% YoY. 

Faiz bilang, peningkatan inflasi secara tahunan tak lepas dari dampak kekeringan panjang atau fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia, yang menyundut harga pangan. 

"Dampak El Nino terjadi pada sejumlah komoditas pangan, terutama cabai merah, cabai rawit, gula, hingga beras," ungkap Faiz. 

Baca Juga: Jelang Pertemuan The Fed di Awal November, Rupiah Diprediksi Masih Tertekan

Ke depan, Faiz memperkirakan inflasi pada akhir tahun tetap akan berada di kisaran sasaran BI yang sebesar 3% YoY plus minus 1%.  Dari perhitungannya, inflasi akan berada di kisaran 2,7% YoY. Pun David memperkirakan inflasi pada akhir tahun akan berada di kisaran sasaran, tepatnya di level 2,6% YoY. 

Hanya, David mewanti-wanti ada risiko yang membayangi inflasi pada akhir tahun ini. Yaitu, datang dari fenomena El NIno yang menyundut harga pangan, juga harga minyak yang mendidih akibat konflik geopolitik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×