kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.298   1,00   0,01%
  • IDX 7.549   58,54   0,78%
  • KOMPAS100 1.074   11,78   1,11%
  • LQ45 797   1,67   0,21%
  • ISSI 255   1,37   0,54%
  • IDX30 411   0,99   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   -0,57   -0,12%
  • IDX80 120   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,14   -0,11%
  • IDXQ30 131   -0,05   -0,04%

Kecerdasan Buatan (AI) Semakin Masif, Arsitek Harus Melek Teknologi


Jumat, 08 Agustus 2025 / 11:27 WIB
Kecerdasan Buatan (AI) Semakin Masif, Arsitek Harus Melek Teknologi
ILUSTRASI. Pengunjung melihat maket bangunan arsitektur dan digital video mapping saat pameran Indonesian Architects Week 2021 di Kala.Kini.Nanti Paris Van Java, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/11/2021). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Setelah pengesahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, Dewan Arsitek Indonesia (DAI) sebagai lembaga yang dibentuk oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan diberikan mandat untuk melaksanakan proses registrasi arsitek.

Selain itu, ada fungsi kuasi-pemerintah dalam mendukung tata kelola keprofesian arsitektur. Kini telah menjadi institusi strategis dalam menjaga kualitas, etika, dan keberlanjutan praktik Arsitek di tanah air.

Arsitek juga tak lepas dari pengaruh teknologi. Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Budi Yulianto, menyoroti dampak besar kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini memunculkan profesi baru dan menghilangkan beberapa profesi dalam dunia arsitektur.

Baca Juga: Pengembang Bersinergi dengan Kampus Menyiapkan Arsitek Masa Depan

“Yang akan mengganggu miliaran pekerjaan orang di dunia itu adalah AI,” kata Budi, Kamis (7/8). Beberapa negara telah lebih dulu menyiapkan generasi muda mereka dengan kurikulum AI, yakni Singapura, Malaysia dan India.

Ini menjadi sinyal bahwa Indonesia juga harus menyesuaikan diri dalam dunia pendidikan arsitektur. “Empat tahun mendatang ada profesi baru sebagai turunan dari arsitek,” kata Budi. Ia menilai, profesi seperti juru gambar (drafter) kemungkinan akan hilang. Studio akan beralih menjadi platform.

Menurutnya, arsitek masa depan harus melek teknologi dan adaptif terhadap perubahan global yang semakin cepat. “Kami yakin, AI tidak akan menggantikan arsitek, tapi justru akan meninggalkan arsitek yang tidak menggunakan teknologi,” ujarnya.

Selanjutnya: Super App BRImo Catatkan Volume Transaksi Rp 3.231 Triliun pada Semester I-2025

Menarik Dibaca: 8 Makanan Sehat Pencegah Kanker yang Bisa Anda Coba Konsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×