kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Walau APBN Defisit Rp 104,2 Triliun, Keseimbangan Primer Masih Surplus


Kamis, 01 Mei 2025 / 11:06 WIB
Walau APBN Defisit Rp 104,2 Triliun, Keseimbangan Primer Masih Surplus
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan mencatat, hingga Maret 2025 APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 104,2 triliun atau 0,43% dari produk domestik bruto (PDB).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, hingga Maret 2025 APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 104,2 triliun atau 0,43% dari produk domestik bruto (PDB). Namun, hingga periode tersebut pemerintah tidak melakukan gali lubang tutup lubang utang.

Hal ini terbukti dari keseimbangan primer yang mencatatkan surplus sebesar Rp 17,5 triliun, atau 27,7% terhadap target defisit Rp 63,3 triliun.

“Posisi APBN 31 Maret dari sisi keseimbangan primer positif atau surplus Rp 17,5 triliun, posisi ini cukup baik dan kita tetap akan menjaganya sesuai dengan UU APBN 2024 No 62. Keseimbangan primer didesain negatif Rp 63,3 triliun, jadi ini kalau positif masih bagus,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (30/4).

Meski demikian, Ia menekankan, apabila ke depan keseimbangan primer mencatatkan defisit, maka jangan panik, lantaran desain keseimbangan primer memang sudah direncanakan defisit Rp 63,3 triliun. Sedangkan defisit APBN direncanakan mencapai Rp 616,2 triliun tahun ini.

Baca Juga: Defisit APBN Maret 2025 Sentuh Rp 104,2 Triliun, Sri Mulyani: Jangan Panik

Sri Mulyani juga menjelaskan, defisit APBN dirancang sebesar Rp 616,2 triliun untuk melakukan countercyclical mendukung pemulihan ekonomi dan akselerasi program-program pembangunan nasional, tetapi tetap terukur.

“Defisit 0,43% atau Rp 104,2 triliun  bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran karena masih di dalam desain APBN awal,” imbuhnya.

Untuk diketahui, defisit APBN terjadi ketika realisasi pendapatan negara lebih rendah dari belanja negara. Hingga Maret 2025  realisasi pendapatan negara mencapai Rp 516,1 triliun  atau 17,2% dari target, sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp 620,3 triliun atau 17,1% dari target.

Lebih lanjut, realisasi pembiayaan utang sudah mencapai Rp 250 triliun, atau 40,5% dari target Rp 616,2 triliun. 

Baca Juga: Pemerintah Kebut Belanja di Akhir Kuartal I-2025, Per Maret Sudah Terserap 17,1%

Selanjutnya: Rusia Sebut Ada Kebangkitan Paham Nazi di Ukraina

Menarik Dibaca: Promo Wingstop Mantapnya Juara, Paket Menu Hemat Mulai Rp 35.000-an Saja Per Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×