Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memproyeksikan risiko investasi Indonesia yang tercermin dari Credit Default Swap (CDS) akan tetap berada dalam kisaran yang stabil meskipun dana asing terus keluar dari pasar saham.
Menurutnya, stabilitas ini ditopang oleh masuknya investor asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN), yang masih mencatatkan arus masuk signifikan sepanjang Juli 2025. Tercatat pasar saham mencatat arus keluar dana asing sebesar US$ 400 juta atau sekitar Rp 6,55 triliun (kurs Rp 16.485) pada Juli. Namun di sisi lain, pasar obligasi justru menerima arus masuk asing sekitar US$ 900 juta atau sekitar Rp 14,75 triliun (kurs Rp 16.485) dalam periode yang sama.
“Ini yang menyebabkan level CDS masih terjaga,” ujar David kepada Kontan, Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: Ini Penyebab Aliran Modal Asing Keluar dari RI Meski Risiko Investasi (CDS) Melandai
Menurutnya, investor asing masih melihat prospek menarik dari pasar obligasi pemerintah, terutama dengan tren suku bunga yang menurun dan penguatan nilai tukar rupiah. Yield obligasi yang masih kompetitif serta manajemen fiskal yang disiplin juga menjadi alasan utama investor mempertahankan minatnya di pasar SBN.
Sementara itu, di pasar saham, pergerakan dipengaruhi oleh sentimen domestik seperti rilis kinerja keuangan emiten dan proyeksi ekonomi nasional, serta tekanan dari faktor eksternal seperti ketegangan perdagangan global dan kebijakan fiskal AS.
Baca Juga: Risiko Investasi (CDS) Indonesia Naik akibat Sentimen Global
Terkait proyeksi CDS Indonesia ke depan, David memperkirakan risiko investasi Indonesia akan tetap stabil, didukung oleh defisit fiskal yang rendah dan manajemen keuangan yang hati-hati.
“Proyeksi CDS Indonesia ke depan diperkirakan tetap stabil. Manajemen keuangan pemerintah Indonesia masih bersifat prudent dengan defisit di bawah 3% PDB dibandingkan negara maju yang ingin meningkatkan defisit lebih besar,” jelasnya.
Dengan kondisi global yang lebih moderat dibandingkan tekanan pada April lalu, CDS Indonesia diperkirakan bertahan di level rendah, menandakan persepsi risiko yang tetap positif terhadap ekonomi nasional.
Selanjutnya: OJK Buka Suara Terkait Status Red Notice Interpol Adrian Gunadi Dirut Investree
Menarik Dibaca: Film Pendek Keluarga Suami Adalah Hama jadi Konten Terlaris di Noice
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News