kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Daya Beli dan Likuiditas Jadi Hambatan Ekonomi RI Sulit Tumbuh di Atas 5% Tahun Ini


Rabu, 30 Juli 2025 / 19:32 WIB
Daya Beli dan Likuiditas Jadi Hambatan Ekonomi RI Sulit Tumbuh di Atas 5% Tahun Ini
ILUSTRASI. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Ekonom menilai, masih sulit untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5% pada sisa akhir tahun 2025


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ekonom menilai, masih sulit untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5% pada sisa akhir tahun 2025, meskipun Pemerintah telah menyusun kebijakan stimulus ekonomi lanjutan pada semester II-2025.

Asal tahu saja, pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada semester II tahun 2025. Langkah-langkah yang diambil antara lain penguatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), peningkatan kredit investasi padat karya, penambahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), program kredit perumahan, deregulasi, akselerasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta berbagai diskon selama libur Natal dan Tahun Baru seperti potongan tol dan tarif pesawat.

Namun, apakah kebijakan tersebut efektif untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi hingga mencapai target 5% pada tahun ini? Menurut Yanuar Rizky, Ekonom dari Bright Institute, hal tersebut akan sulit dicapai.

Baca Juga: Pemerintah Optimistis Stimulus Semester II-2025 Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5%

“Menurut saya sih akan sulit, karena masalah jangka pendek di daya beli dan likuiditas perbankan, jadi yang dilakukan normatif,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (30/7).

Yanuar menilai, kebijakan yang ada lebih bersifat normatif dan belum menyentuh masalah fundamental seperti daya beli masyarakat yang masih terbatas serta likuiditas perbankan yang ketat. Kondisi ini menjadi tantangan utama bagi upaya pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan dalam waktu singkat.

Meski begitu, kebijakan-kebijakan yang sudah dan akan dijalankan tetap memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang.

Dengan demikian, mencapai target pertumbuhan ekonomi 5% pada 2025 masih menjadi pekerjaan rumah besar yang memerlukan perhatian lebih dari berbagai pihak, terutama dalam mengatasi permasalahan daya beli dan akses perbankan di tingkat masyarakat

Baca Juga: Strategi Ambisius Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8% pada Tahun 2029

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×