kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Virus corona bisa cepat mati di iklim tropis, ini empat pesan Presiden Jokowi


Sabtu, 25 April 2020 / 06:11 WIB
Virus corona bisa cepat mati di iklim tropis, ini empat pesan Presiden Jokowi
ILUSTRASI. Sejumlah warga Kampung Buaran berjemur di atas rel kereta api di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Hal tersebut dilakukan warga untuk memperkuat imunitas tubuh. ANTARA FOTO/Suwandy/aww.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Temuan hasil penelitian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang menyatakan virus corona Covid-19 bisa lebih cepat mati di suhu udara panas, paparan sinar matahari serta tingkat kelembaban yang tinggi menjadi perhatian bagi Presiden Joko Widodo.

Sebab merujuk hasil penelitian tersebut, berarti virus corona Covid-19 bisa lebih cepat mati di iklim tropis seperti Indonesia.

Baca Juga: Dua staf khusus milenial mundur, ini tangggapan presiden Joko Widodo

Meskipun informasi dari Amerika Serikat ini menjadi kabar baik dan kabar gembira bagi Indonesia yang sedang berperang melawan virus corona Covid-19, presiden meminta masyarakat Indonesia tetap waspada dan mencegah penyebaran virus ini.

"Tadi pagi saya menendegar pernyataan dari pejabat Department of Homeland Security Amerika Serikat yang menyampaikan hasil penelitian bahwa suhu udara dan paparan sinar matahari serta kelembaban udara, sangat memengaruhi kecepatan kematian virus Covid-19 baik di udara maupun permukaan tidak berpori," kata Presiden dalam pernyataan yang diunggah di akun Youtube Kepresidenan, Jumat (24/4).

Baca Juga: Presiden Jokowi buka suara tanggapi mundurnya staf khusus milenial Belva dan Andi

Menurut presiden mengutip penelitian tersebut, semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembaban udara, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus corona Covid-19. 

SELANJUTNYA>>>

"Berita ini sangat menggembirakan kita, karena kita hidup di alam tropis yang suhunya panas, udaranya lembab dan kaya akan sinar matahari," terang Presiden. 

Namun demikian, Presiden Jokowi kembali mengimbau masyarakat Indonesia agar tetap jangan lupa melaksanakan protokol kesehatan untuk pencegahan virus corona Covid 19. "Harus tetap dijalankan dengan kuat, dengan disiplin yang kuat," kata Presiden. 

Baca Juga: Sepucuk surat buat Pak Camat menggelincirkan karier Andi Taufan dari istana negara

Presiden berpesan agar masyarakat selalu melaksanakan empat hal. Pertama selalu cucui tangan, kedua selalu menggunakan masker, ketiga selalu menjaga jarak dengan orang lain serta menghindari kerumunan, dan keempat meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh masing-masing.

Seperti kita tahu, menurut penelitian baru yang diumumkan oleh seorang pejabat senior AS pada Kamis (23/4), virus corona bisa dengan cepat mati oleh sinar matahari. Memang hasil penelitian tersebut belum dipublikasikan dan tengah menunggu evaluasi eksternal.

Baca Juga: Ponpes Al Fatah Temboro, klaster baru virus corona dari lereng Gunung Lawu

William Bryan, penasihat sains dan teknologi untuk sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, mengatakan temuan ini kepada wartawan di Gedung Putih. Menurut dia para ilmuwan pemerintah telah menemukan bahwa sinar ultraviolet memiliki dampak kuat pada patogen, menawarkan harapan bahwa penyebarannya dapat mereda selama musim panas.

"Pengamatan kami yang paling mencolok hingga saat ini adalah efek kuat yang dimiliki cahaya matahari untuk membunuh virus, baik permukaan maupun di udara," katanya.

Dia menambahkan, peneliti telah melihat efek yang serupa dengan suhu dan kelembaban juga, di mana peningkatan suhu dan kelembaban atau keduanya umumnya kurang menguntungkan terhadap virus.

Tetapi makalah itu sendiri belum dirilis untuk ditinjau, sehingga sulit bagi para ahli independen untuk berkomentar tentang seberapa kuat metodologinya.

Baca Juga: Ditjen Pajak coba tiga jurus tambah penerimaan 2020

Melansir South China Morning Post, Presiden AS Donald Trump mengatakan, temuan itu harus ditafsirkan dengan hati-hati, tetapi juga mengklaim pembenaran karena hasil sebelumnya menunjukkan bahwa virus corona mungkin surut di musim panas.

"Saya pernah mengatakan bahwa mungkin virus itu akan mati dengan panas dan cahaya. Dan orang-orang tidak terlalu menyukai pernyataan itu," kata Trump.
"Para peneliti juga menemukan bahwa isopropil alkohol adalah desinfektan yang lebih efektif daripada pemutih," kata Bryan.

Baca Juga: ADB setujui utang ke RI untuk corona US$ 1,5 miliar

Memang sinar ultraviolet memiliki efek mensterilkan, karena radiasi merusak materi genetik virus dan kemampuannya untuk bereplikasi.

Namun, pertanyaan kunci adalah berapa intensitas dan panjang gelombang sinar UV yang digunakan dalam percobaan dan apakah ini secara akurat meniru kondisi cahaya alami di musim panas.

Baca Juga: Stafsus Presiden Belva Devara mundur, undangan debat terbuka berakhir

Bryan membagikan slide yang merangkum temuan-temuan utama dari percobaan yang dilakukan di Pusat Analisis dan Penanggulangan Biodefensi Nasional di Maryland.

Riset tersebut menunjukkan bahwa waktu paruh virus - waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi tingkat infeksi menjadi setengahnya - adalah 18 jam ketika suhu 21 hingga 24 derajat Celcius (70 hingga 75 derajat Fahrenheit) dengan kelembaban 20% pada non-porous permukaan. Ini termasuk hal-hal seperti gagang pintu dan stainless steel.

Baca Juga: Mahfud MD tanggapi wacana penolakan Perpu No 1/2020 oleh DPR dan gugatan MK

Tetapi waktu paruh turun menjadi enam jam ketika kelembaban naik menjadi 80% dan hanya dua menit ketika sinar matahari ditambahkan ke permukaan.

Ketika virus itu aerosolis - yang berarti melayang di udara - waktu paruh adalah satu jam ketika suhu 70 hingga 75 derajat dengan kelembaban 20%. Saat terpapar sinar matahari, waktu paruhnya  turun menjadi hanya satu setengah menit.

Bryan menyimpulkan bahwa kondisi seperti musim panas akan menciptakan lingkungan (di mana) penularan dapat dikurangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×