Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Dia menambahkan, peneliti telah melihat efek yang serupa dengan suhu dan kelembaban juga, di mana peningkatan suhu dan kelembaban atau keduanya umumnya kurang menguntungkan terhadap virus.
Tetapi makalah itu sendiri belum dirilis untuk ditinjau, sehingga sulit bagi para ahli independen untuk berkomentar tentang seberapa kuat metodologinya.
Baca Juga: Ditjen Pajak coba tiga jurus tambah penerimaan 2020
Melansir South China Morning Post, Presiden AS Donald Trump mengatakan, temuan itu harus ditafsirkan dengan hati-hati, tetapi juga mengklaim pembenaran karena hasil sebelumnya menunjukkan bahwa virus corona mungkin surut di musim panas.
"Saya pernah mengatakan bahwa mungkin virus itu akan mati dengan panas dan cahaya. Dan orang-orang tidak terlalu menyukai pernyataan itu," kata Trump.
"Para peneliti juga menemukan bahwa isopropil alkohol adalah desinfektan yang lebih efektif daripada pemutih," kata Bryan.
Baca Juga: ADB setujui utang ke RI untuk corona US$ 1,5 miliar
Memang sinar ultraviolet memiliki efek mensterilkan, karena radiasi merusak materi genetik virus dan kemampuannya untuk bereplikasi.
Namun, pertanyaan kunci adalah berapa intensitas dan panjang gelombang sinar UV yang digunakan dalam percobaan dan apakah ini secara akurat meniru kondisi cahaya alami di musim panas.
Baca Juga: Stafsus Presiden Belva Devara mundur, undangan debat terbuka berakhir
Bryan membagikan slide yang merangkum temuan-temuan utama dari percobaan yang dilakukan di Pusat Analisis dan Penanggulangan Biodefensi Nasional di Maryland.