Reporter: Indra Khairuman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan memantau dampak kebijakan efisiensi anggaran terhadap perekonomian Indonesia. Meskipun pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi, total belanja negara tetap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam APBN 2025.
Sebagai langkah strategis, pemerintah akan melakukan refocussing belanja negara untuk memaksimalkan dampak positif terhadap perekonomian.
Dalam konferensi pers, Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan mengalihkan dana ke sektor-sektor yang memiliki efek pengganda (multiplier effect) besar guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Sri Mulyani Antisipasi Dampak Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia
“Dampak secara agregat terhadap perekonomian tentu tergantung dari masing-masing sektor,” ujarnya pada Jumat (14/2).
Sri Mulyani juga menekankan pentingnya monitoring dalam pelaksanaan kebijakan ini. Kecepatan dalam realisasi belanja menjadi fokus utama guna memastikan efisiensi birokrasi tetap terjaga.
“Spirit membangun efisiensi dari birokrasi akan tetap dipertahankan,” tambahnya.
Langkah refocussing ini diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dengan memprioritaskan sektor-sektor strategis.
Baca Juga: Sri Mulyani Beri Sinyal Efisiensi Anggaran Bakal Berlanjut di 2026
Pemerintah optimistis kebijakan ini dapat mengatasi tantangan akibat dampak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dalam waktu dekat.
Sebelumnya, KONTAN melaporkan bahwa Presiden Prabowo Subianto, melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, memerintahkan penghematan anggaran belanja hingga Rp306,70 triliun.
Dari jumlah tersebut, penghematan anggaran kementerian/lembaga (K/L) mencapai Rp256,1 triliun.
Selanjutnya: 9 UIN Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2025, Pilihan untuk SPAN PTKIN
Menarik Dibaca: Real Madrid dan HP Kerjasama Wujudkan Keterampilan Digital dan Olahraga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News