kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sepanjang 2022, Pemerintah Telah Salurkan Rp 106,8 Triliun untuk BUMN dan Lembaga


Rabu, 04 Januari 2023 / 17:24 WIB
Sepanjang 2022, Pemerintah Telah Salurkan Rp 106,8 Triliun untuk BUMN dan Lembaga
Menkeu Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/6/2020). Sepanjang 2022, Pemerintah Telah Salurkan Rp 106,8 Triliun untuk BUMN dan Lembaga.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah menggunakan Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk pembiayaan investasi di beberapa lembaga dan badan usaha milik negara (BUMN).

Pada 2022, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan telah melakukan injeksi modal terhadap beberapa lembaga dan BUMN dengan total Rp 106,8 triliun. 

Sri Mulyani mengatakan, suntikan dana dilakukan untuk mendukung sektor prioritas dan mendorong pemulihan ekonomi.  Bahkan, dana yang dikucurkan pemerintah juga digunakan untuk menyelamatkan BUMN yang hampir bangkrut. 

"Beberapa BUMN yang hampir bangkrut kami injeksi dana. Seperti, Garuda Indonesia yang kami beri Rp 75 triliun," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (3/1). 

Baca Juga: Lebih Dari Target, Realisasi PNBP Kemenhub Tahun 2022 Capai Rp 8,9 Triliun

Kemudian ada injeksi dana ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang mendapatkan Rp 16,05 triliun untuk membangun infrastruktur yang bisa dinikmati masyarakat untuk mobilitas selama pandemi Covid-19 maupun saat pemulihan. 

Pemerintah juga menggunakan APBN below the line untuk menyehatkan BUMN, seperti PT Hutama Karya yang kembali mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 31,4 triliun. 

Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapatkan tambahan injeksi PMN sebesar Rp 5 triliun untuk elektrifikasi dari masyarakat tidak mampu dan daerah-daerah tertinggal dan terluar. 

Kemudian BUMN lain yang mendapatkan injeksi dana adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp 3,2 triliun, Waskita Karya Rp 3,0 triliun, Adhi Karya mendapat Rp 2,0 triliun. 

Baca Juga: Kemenhub Catatkan Realisasi Serapan Anggaran Tahun 2022 Sebesar 97,69%

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) mendapat suntikan Rp 1,1 triliun dan Perumnas mendapat Rp 1,6 triliun. 

Bank Tabungan Negara (BTN) mendapat dana sebesar Rp 2,5 triliun dan PT Perkebunan Nusantara III mendapat dana sebesar Rp 1,2 triliun. 

Sementara itu, lembaga PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mendapatkan suntikan dana Rp 2,0 triliun. 

LMAN juga kembali mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 28,8 triliun untuk pembelian tanah-tanah dari proyek strategis nasional (PSN). 

Pun BP Tapera mendapatkan dana sebesar Rp 19,1 triliun yang digunakan untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah dan Bank Tanah mendapat Rp 500 miliar. 

Baca Juga: Bank BTN (BBTN) Gelar Rights Issue di Tengah Peningkatan Laba

Selain memberikan injeksi dana terhadap BUMN dan lembaga-lembaga tersebut, pemerintah juga mengalokasikan dana untuk pendidikan serta kerja sama internasional. 

Untuk pendidikan, pemerintah menyuntik dana Rp 20,0 triliun untuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). "Dengan adanya dana ini, maka dana abadi bagi pendidikan termasuk pesantren dan penelitian naik terus," tutur Sri Mulyani. 

Dalam kerja sama internasional, pemerintah menyuntik dana Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) sebesar Rp 1,0 triliun. 

Ini terutama untuk membantu masyarakat dunia yang sedang alami musibah. Seperti, pada waktu Pakistan, Palestina, dan Afghanistan butuh uluran tangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×