kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Populasi Lansia di Indonesia Bertambah, Beban Ekonomi dan Kesehatan Bisa Meningkat


Sabtu, 12 Juli 2025 / 15:38 WIB
Populasi Lansia di Indonesia Bertambah, Beban Ekonomi dan Kesehatan Bisa Meningkat
ILUSTRASI. Ilustrasi makanan penurun kolesterol untuk usia di atas 50 tahun.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Populasi lansia terus meningkat,. Secara global jumlah penduduk usia di atas 60 tahun diperkirakan meningkat dari satu miliar pada tahun 2020 menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030.

Indonesia kini telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population). Berdasarkan data tahun 2024, sebanyak 12% populasi Indonesia adalah lansia dan diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2050.

Hingga tahun 2022, diketahui 20,7% populasi lansia di Indonesia mengalami masalah kesehatan yang dapat menurunkan tingkat produktivitas.

Terkait fakta tersebut, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) bersama Kementerian Kesehatan dan  GSK Indonesia menyampaikan pentingnya upaya peningkatan edukasi mengenai imunisasi dalam melindungi lansia terhadap penyakit. Terutama penyakit infeksi menular pernapasan yang dapat dicegah dengan imunisasi. Seperti influenza, Covid-19, dan respiratory syncytial virus (RSV).

Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi menyampaikan, Kementerian Kesehatan mendorong kesehatan lansia. Kemenkes melihatnya sebagai proses berkelanjutan dalam mengoptimalkan peluang dan kemampuan memelihara dan meningkatakan kesehatan fisik dan mental, kemandirian, dan kualitas hidup sepanjang hidup untuk mencapai kondisi penuaan yang sehat.

Baca Juga: Lansia Indonesia Tembus 20% pada 2045, Bagaimana Menjadi Lansia Produktif?

"Dalam skema siklus hidup, pemerintah memberi perhatian lebih pada lansia. Salah satunya melalui peningkatan edukasi mengenai perlindungan kesehatan terhadap lansia dari penyakit menular dan penyakit tidak menular," kata Imran, Kamis (10/7). 

Umumnya, RSV lebih menular dibandingkan Covid-19. Serta memiliki tingkat kondisi medis lebih buruk ketimbang Covid-19 atau influenza pada dewasa. 

Risiko penyakit menular pernapasan dapat berdampak serius pada kelompok usia lanjut. Trutama mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, atau gangguan pernapasan kronis. Maka, penting berkonsultasi dengan tenaga medis guna mendapatkan perlindungan kesehatan yang tepat.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam,  Ketut Suastika menjelaskan, jumlah penduduk dewasa yang menderita diabetes di Indonesia diperkirakan semakin meningkat. Dari  20 juta penderita pada tahun 2024 menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.

Ketika terkena penyakit, terdapat beban ekonomi yang perlu ditanggung. Seperti biaya rawat inap, biaya tenaga medis, dan juga biaya pelayanan profesional pemberi asuhan (caregiver).

Prediksi biaya untuk pasien rawat inap dewasa ketika terkena infeksi saluran pernapasan akibat virus, seperti pneumonia, di Indonesia bagi pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bisa lebih dari Rp 7 juta  per pasien untuk satu episode perawatan.

Baca Juga: Jemaah Lansia Umrah dan Haji Meningkat, Sebelum Ibadah Konsultasi ke Tenaga Medis

Dalam mencegah penyebaran RSV, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh individu. Salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan adalah dengan tertib menggunakan masker, menerapkan kebersihan pribadi seperti menutup mulut saat batuk atau bersin.14 Selain itu, imunisasi terhadap RSV juga disarankan untuk kelompok berisiko tinggi.

Sukamto Koesnoe, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, PP PAPDI kembali menekankan mengenai pentingnya imunisasi dewasa terutama pada lansia. “Untuk melindungi lansia, PAPDI telah  merilis jadwal Iiunisasi dewasa 2025," tegasnya.

Vaksin yang direkomendasikan utamanya bagi masyarakat 50 tahun keatas ini dapat menjadi antisipasi terjadinya tripledemic. Yaitu kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh Influenza, Covid-19, dan RSV serta kemungkinan kasus koinfeksi antara ketiganya.4

"Sangat penting untuk memprioritaskan vaksinasi untuk individu dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang sudah berusia diatas 50 tahun dan memiliki kondisi medis kronis," lanjut Sukamto. 

Calvin Kwan,  Country Medical Director Indonesia menjelaskan, dengan memperkuat konsep ageing gracefully melalui pencegahan penyakit. Termasuk infeksi pernapasan seperti infeksi RSV. "GSK berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mengurangi beban ekonomi akibat penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup lansia," kata Calvin.

Selanjutnya: Mengintip Prospek dan Rekomendasi Saham ANTM, PTBA dan TINS Usai Pembagian Dividen

Menarik Dibaca: Bagus untuk Diet, Ini 4 Manfaat Makan Salad Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×