kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.895.000   -28.000   -1,46%
  • USD/IDR 16.294   14,00   0,09%
  • IDX 7.190   -8,47   -0,12%
  • KOMPAS100 1.047   -4,40   -0,42%
  • LQ45 815   -3,29   -0,40%
  • ISSI 227   0,49   0,22%
  • IDX30 426   -2,10   -0,49%
  • IDXHIDIV20 507   -1,39   -0,27%
  • IDX80 118   -0,49   -0,42%
  • IDXV30 120   -0,19   -0,16%
  • IDXQ30 139   -0,85   -0,61%

Citi Indonesia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya 4,7% di 2025


Senin, 26 Mei 2025 / 18:38 WIB
Citi Indonesia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya 4,7% di 2025
Pemaparan proyeksi ekonomi dan kinerja Citi Indonesia, di Jakarta (26/5/2025).


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Citibank N.A Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan pada tahun 2025. Hal itu seiring lambatnya pemulihan konsumsi pemerintah yang masih terasa hingga kuartal II-2025. 

Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan, perkiraan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah 5%, tepatnya sekitar 4,7% untuk tahun 2025.

"Memang kelihatan agak melambat sejak kuartal pertama, dan kuartal kedua ini dampaknya masih terasa," ujar Helmi kepada Kontan saat ditemui di Paparan Prospek Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesia, Senin (26/5).

Helmi melanjutkan, sektor-sektor industri yang akan jadi penopang pertumbuhan ekonomi di tahun ini berasal dari hilirisasi. Hal ini melihat masih terjadinya peningkatan kapasitas yang cukup signifikan.

Baca Juga: Ekonom: Pemerintah Perlu Percepat Belanja pada Kuartal II untuk Dongkrak Ekonomi

"Bahkan hingga semester 2 tahun lalu itu kelihatan bahwa kapasitas produksi dari industri-industri terkait logam dasar, nikel itu masih meningkat. Sehingga ini yang akan menjadi pendorong pertumbuhan untuk di sisi volume ekspor untuk tahun ini," terang Helmi.

Sementara itu, tekanan inflasi tahun ini diperkirakan juga akan mereda. Minimnya tekanan dari sisi harga energi global menjadi salah satu faktor utama. 

Helmi memperkirakan pasar minyak dunia akan mengalami surplus, sehingga tidak mendorong kenaikan harga ke level yang lebih tinggi.

Dari sisi pangan, produksi domestik seperti beras menunjukkan hasil positif pada kuartal pertama. Hal ini mendukung ekspektasi bahwa inflasi pangan akan tetap rendah sepanjang tahun.

Lebih lanjut, jika pemerintah kembali menggulirkan stimulus seperti diskon tarif listrik, hal ini akan menekan harga barang-barang yang termasuk dalam komponen harga yang diatur pemerintah (administered price). Dengan adanya potensi deflasi pada komponen ini, inflasi diprediksi akan kembali turun pada bulan Juli dan Agustus.

"Saya belum menghitung secara pasti, tapi tren inflasi seharusnya akan menurun dalam beberapa bulan ke depan," imbuhnya.

Selanjutnya: Wijaya Karya (WIKA) Rampungkan Proyek Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur di IKN

Menarik Dibaca: Makin Dekat 10 Juta, Jumlah Penonton Film Jumbo Siap Salip KKN di Desa Penari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×