Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan tren peningkatan usia dan besarnya jumlah jemaah haji, penting memperhatikan kesehatan para jemaah. Seiring bertambahnya usia, daya tahan atau kekebalan tubuh seseorang cenderung menurun. Sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi menular.
Kondisi ini dikenal sebagai penurunan kekebalan terkait usia atau age related declined in immunity (ARDI).Terdapat studi yang menyatakan bahwa terdapat risiko penularan penyakit infeksi saluran pernapasan, seperti influenza, coronavirus, hingga respiratory syncytial virus (RSV) antar jemaah ketika melakukan ibadah haji dan umrah.
Selain itu, terdapat suatu kondisi yang bisa terjadi, yaitu tripledemic. Ini merupakan kondisi sirkulasi bersamaan dari RSV, Covid-19 (yang saat ini masih belum dinyatakan lenyap) dan influenza.
Maka, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan serta didukung GSK Indonesia menyampaikan rekomendasi pencegahan penyakit bagi jemaah haji dan umrah. Kerjasama ini menekankan pentingnya edukasi serta peningkatan kesadaran masyarakat dan petugas kesehatan mengenai penyakit infeksi pernapasan menular yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
Mohammad Imran, Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji mengatakan, seiring meningkatnya jumlah lansia yang mengikuti ibadah haji dan umrah, melakukan konsultasi kepada tenaga medis menjadi langkah penting sebelum keberangkatan haji dan umrah untuk meningkatkan perlindungan terhadap para jemaah.
Baca Juga: Kepadatan High Season Umrah Januari-Ramadhan, AMPHURI Ungkap Penyebabnya
"Selain itu, melakukan tindakan preventif seperti vaksinasi menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam mencegah penyakit dan menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis," kata Imran, Rabu (26/2).
Para jemaah haji dan umrah memiliki risiko terkena penyakit pernafasan atas dan paru, salah satunya RSV. RSV dapat menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas dari mereka yang terinfeksi.Gejala umum pasien yang terinfeksi RSV termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi dan demam ringan.
Tjandra Yoga, Ketua Majelis Kehormatan PDPI mengatakan, RSV ditemukan sebagai salah satu infeksi saluran pernapasan selama haji tahunan. Untuk mencegahnya kini sudah ada rekomendasi vaksin RSV..
"Di Indonesia, PDPI telah mengeluarkan panduan penatalaksanaan penyakit paru dan pernapasan bagi petugas kesehatan haji dan umrah. Petugas kesehatan haji dan umrah yang mencantumkan rekomendasi vaksinasi untuk meningokokus, influenza, pneumokokus dan RSV," kata Tjandra.
Vaksinasi ini memberikan perlindungan bagi para jemaah. Contohnya selama dalam pesawat, jemaah menjadi rentan tertular virus karena berada di dalam ruangan terutup lebih dari 8 jam. Infeksi RSV dapat menular dan menyebar dengan mudah. Satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lain dan sebagian besar individu yang terinfeksi dapat menularkan dalam jangka waktu 3-8 hari.
Manishkumar Munot, Presiden Direktur GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia mengklaim, setiap tahun, vaksinasi berperan penting dalam mencegah sekitar 3,5 juta- 5 juta kematian di seluruh dunia. "GSK memahami betapa pentingnya haji dan umrah bagi sebagian besar penduduk Indonesia," ujarnya.
Selanjutnya: Trisula International (TRIS) Siapkan Capex Rp30 Miliar di 2025, Ini Fokusnya
Menarik Dibaca: 7 Makanan Sehat untuk Berbuka Puasa selama Ramadhan, Ada Kurma
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News