Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal IV-2019 melebar dari kuartal III-2019. Bank Indonesia (BI) mencatat CAD pada kuartal terakhir tahun lalu sebesar US$ 8,1 miliar atau 2,84% PDB.
Sementara pada kuartal III-2019, CAD tercatat sebesar US$ 7,7 miliar atau setara 2,7% dari PDB.
Kinerja CAD ini ditopang oleh penurunan impor nonmigas di tengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan naiknya impor minyak untuk memenuhi tingginya permintaan di akhir tahun.
Baca Juga: CAD membaik, neraca pembayaran Indonesia surplus US$ 4,7 miliar pada tahun 2019
"Akan tetapi defisit ini tetap terkendali, sehingga turun menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Senin (10/2).
Meski CAD mengalami pelebaran, BI mencatat bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2019 mencatat surplus US$ 4,3 miliar setelah mengalami defisit US$ 46 juta pada kuartal sebelumnya.
Surplus pada NPI ini terutama ditopang oleh surpus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta sumbangan dari terkendalinya CAD. Transaksi modal dan finansial pada kuartal IV-2019 tercatat US$ 12,4 miliar atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 7,4 miliar.
Baca Juga: Begini skema bisnis holding asuransi dan penjaminan BUMN
Surplus transaksi modal dan finansial tersebut disebabkan oleh masih derasnya arus masuk investasi portofolio dari penerbitan obligasi global baik pemerintah maupun korporasi.
Sementara dari sisi investasi lainnya, surplus ini sejalan dengan adanya penarikan simpanan bank di luar negeri oleh pelaku usaha domestik dan bertambahnya penempatan dana nonresiden di bank dalam negeri.
"Ini mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik," tambah Onny.
Baca Juga: Para ekonom yakin lembaga rating selain Fitch akan pertahankan peringkat Indonesia
Dengan adanya perkembangan-perkembangan tersebut, BI juga mencatat bahwa posisi cadangan devisa (cadev) di akhir Desember 2019 mencapai US$ 129,2 miliar atau meningkat dari US$ 124,3 miliar pada akhir kuartal IV-2019.
Posisi cadev ini setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News