Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memberikan insentif senilai Rp 300 miliar ke daerah yang berhasil menjaga inflasinya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan hal ini dilakukan untuk memitigasi dampak El-Nino yang berpotensi mengerek inflasi karena kenaikan harga pangan.
"Bu Menteri Keuangan membagikan insentif terhadap daerah itu lebih 300 miliar yang bisa menjaga inflasi ada yang dapat Rp 10 miliar, Rp 12 miliar, Rp 9 miliar untuk melakukan intervensi," terang Arief dalam diskusi daring Waspadai dampak Elnino, Rabu (2/8).
Baca Juga: Terdampak El-Nino, Serikat Petani: Beberapa Daerah Sudah Tidak Bisa Tanam
Arief menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan tugas bersama bukan hanya oleh pemerintah pusat. Kaitanya dengan El-Nino, kata dia, pemerintah daerah juga dihimbau agar memanfaatkan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk memastikan stok pangan di daerah masing-masing.
"Jadi pusat melakukan intervensinya ini banyak memang termasuk yang dianggarkan untuk pangan sekitar Rp 104 triliun tahun ini," jelas Arief.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El-Nino akan terjadi pada bulan Agustus-September tahun ini.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab mengatakan saat ini sebanyak 63% wilayah di Indonesia telah terdampak cuaca ektrem kemarau panjang atau El Nino.
Baca Juga: Inflasi Terus Melandai, BI Tak Perlu Menaikkan Suku Bunga
El-Nino ini berpotensi akan menurunkan produksi pertanian di dalam negeri karena banyak daerah yang akan mengalami kekeringan.
Adapun daerah yang berpotensi mengalami kekeringan ektrem di antaranya adalah sebagian besar Pulau Sumatra dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News