Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Budi Waryanto mengatakan, mengenai mitigasi dampak fenomena El Nino pihaknya juga ikut andil.
Dimana Badan Pangan Nasional memiliki kewenangan penugasan atau meminta Menteri BUMN menugaskan BUMN pangan, melalui mekanisme ini sedang dijajaki. Meski secara bobot, mitigasi fenomena El Nino akan lebih banyak dilakukan oleh Kementerian teknis dalam hal ini Kementerian Pertanian.
"Badan Pangan punya kewenangan penugasan atau meminta Menteri BUMN menugaskan BUMN pangan, melalui mekanisme ini sedang dijajaki. Contoh melalui mekanisme closed loop penugasan dari hulu hilir," kata Budi kepada Kontan.co.id, Jumat (28/4).
Baca Juga: Mitigasi El Nino, Kementan Minta Adanya Percepatan Tanam Setelah Masuki Panen Raya
Ia menjelaskan, Badan Pangan Nasional pada dasarnya memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) diantaranya mengatur pasca produksi sampai konsumen. Hal tersebut dilakukan baik dalam bentuk stabilisasi pasokan maupun harga, serta kegiatan lainnya seperti bantuan pangan, keamanan pangan dan lainnya.
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menuturkan, berdasarkan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo petani diminta melakukan percepatan tanam.
Hal tersebut merespon adanya perubahan iklim ekstrem yakni fenomena El Nino. Di mana dampak fenomena El Nino dikhawatirkan dapat mengakibatkan kekeringan.
"Kebijakan Pak Mentan adalah untuk dilakukan percepatan tanam setelah memasuki panen raya yang hampir berakhir di bulan mei," kata Suwandi dalam Diskusi Virtual di Kanal YouTube Propaktani Ditjen Tanaman Pangan, Jumat (28/4).
Suwandi menjelaskan, percepatan tanam dapat dilakukan dengan berbagai upaya. Salah satu ya ialah percepatan tanam tidak lebih dari 14 hari. Ia mengapresiasi beberapa daerah beberapa daerah yang bahkan yang sudah mengolah tanah dengan traktor maksimal 10 hari usai panen.
"Maksimal ada yang 10 hari sudah diolah (tanahnya). Tapi jangan lupa waktu olah tanah dengan traktor dilakukan penyemprotan bio dekomposer untuk percepat proses pelapukan," imbuhnya.
Baca Juga: Bapanas Mengajak Semua Pihak Antisipasi Dampak El Nino
Selanjutnya, untuk penyemaian benih Suwandi menyarankan untuk dilakukan diluar untuk mempercepat tanam. Serta menggunakan benih-benih unggul super genjah dan melakukan terobosan-terobosan baru untuk tanam.
Sebelumnya, Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, mengatakan NFA juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga minyak goreng khususnya guna memitigasi dampak El Nino.
“Seperti dilansir BMKG Indonesia berpotensi mengalami el nino pada tahun ini, kondisi ini harus diantisipasi sehingga apabila berpengaruh signifikan terhadap produksi Crude Palm Oil (CPO) Nasional kita sudah punya solusinya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/4).
Ketut mengatakan, sejumlah langkah antisipatif yang disiapkan meliputi aspek hulu maupun hilir. Adapun di sisi hulu, peningkatan produksi dari minyak goreng khusus harus dijaga. Upaya tersebut dilakukan melalui kolaborasi bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian.
Kemudian di hilir, alam dilakukan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) komoditas minyak goreng.
“Di sisi hilir maka kita harus melakukan langkah-langkah penguatan stok atau penguatan CPP. Artinya dalam Undang-undang Pangan Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, jelas menyebutkan pemerintah harus memiliki Cadangan Pangan yang kuat dalam rangka mengantisipasi gejolak harga pangan dan kondisi kedaruratan. Terkait CPP ini kita juga sudah memiliki Perpres-nya dan Perbadan-nya. Dengan CPP yang bisa diandalkan maka stabilitas pasokan dan harga bisa di tengah El Nino bisa lebih terkendali,” paparnya.
Baca Juga: Ada Potensi Cuaca Ekstrem Imbas El-Nino, Luhut: Kami siapkan Modifikasi Cuaca
Ketut menjelaskan, NFA telah menetapkan jumlah CPP khususnya minyak goreng pada tahap awal sebanyak kurang lebih 100.000 ton dengan pengadaan melalui penugasan kepada BUMN Pangan seperti Perum Bulog dan ID FOOD.
“Untuk CPP Minyak Goreng kedepan akan kita tingkatkan. Bagaimana CPP Minyak Goreng ini harus kuat. Kalau Tahap awal 100 ribu ton, tahap selanjutnya akan kita tingkatkan menjadi 200.000-300.000 ton,” terangnya.
Dari sisi penguatan pendistribusian, Ketut menuturkan, tengah menyiapkan Bulog sebagai distributor tingkat pertama (D1) sehingga Bulog bisa mendapat harga yang wajar.
"Bulog ini memiliki area pendistribusian yang luas, dengan menjadi distributor tingkat pertama maka pengendalian harga bisa lebih masif dilakukan. Selain Bulog, ID FOOD juga terus kita perkuat untuk pendistribusian Minyakita maupun minyak goreng curah,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News