kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Terdampak El-Nino, Serikat Petani: Beberapa Daerah Sudah Tidak Bisa Tanam


Rabu, 02 Agustus 2023 / 19:04 WIB
Terdampak El-Nino, Serikat Petani: Beberapa Daerah Sudah Tidak Bisa Tanam
ILUSTRASI. Serikat petani membenarkan sudah ada beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan 63% wilayah di Indonesia telah terdampak cuaca ektrem kemarau panjang atau El Nino. 

Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi, Serikat Petani Indonesia (SPI) Mohammad Qomarunnajmi membenarkan sudah ada beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. Dampaknya beberapa daerah tersebut sudah tidak dapat melakukan tanam. 

"Untuk SPI dari laporan anggota sudah ada yang melaporkan kendala air dan petani belum bisa mulai tanam," terang Qomar pada Kontan.co.id, Rabu (2/7). 

Baca Juga: Sri Mulyani Ingatkan Fenomena El Nino Bisa Kerek Inflasi Lebih Tinggi

Banyaknya daerah yang kekeringan ini juga mengakibatkan pemerintah daerah tidak dapat melakukan perluasan tanam 1.000 lahan yang disarankan oleh pemerintah. 

"Karena percepatan tanam itu harusnya untuk musim yang lalu menghindari kekurangan air pas saat panen. 

Untuk sekarang ini, di beberapa tempat sudah mulai kendala air, tentu tidak mungkin untuk menanam," jelas Qomar. 

Menurutnya saat musim kering, petani dapat menanam kedelai karena kedelai tidak memerlukan banyak air. Namun yang menjadi masalah adalah ketersediaan bibit kedelai yang terbatas. 

Ia mengatakan bahwa Kementerian Pertanian pernah mewacanakan untuk mengimpor benih kedelai hasil rekayasa genetik (GMO). Namun hal ini tidak dapat diterima oleh petani mengingat ada isu yang menyangkut kesehatan dan merugikan petani. 

Untuk itu ia menilai saat ini yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan percepatan tanam di lahan tersisa dengan menerapkan konsep agroekologis yaitu sistem pertanian yang selaras dengan alam dan tidak menggunakan input-input kimia. 

Baca Juga: Kemenko Perekonomian: Pergerakan Harga Pangan Saat Ini Masih Dipengaruhi El Nino

Sebelumnya, Kementerian Pertanian mengaku telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan produksi pertanian dalam mengantisipasi cuaca ekstrem El-Nino atau kemarau panjang. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan telah menyiapkan 9 strategi dalam menghadapi El-Nino, yaitu mengidentifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan, melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×