Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Dedy Rochimat, Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) mengatakan, kebijakan Trump yang menaikkan tarif impor produk Indonesia ke AS akan berdampak pada penurunan utilitas industri mebel di Indonesia.
Penurunan utilitas pada ujungnya akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
Menurut Dedy, untuk merespons kebijakan tarif AS, pemerintah Indonesia dapat melakukan penyesuaian terhadap sejumlah tarif bagi impor produk dari AS. Namun dengan tetap mempertimbangkan bahwa dampak yang ditimbulkan harus seminimal mungkin, supaya tidak mengganggu hubungan bilateral dengan AS.
Baca Juga: Waspada Perdagangan dan Ekonomi Merosot Imbas Kebijakan Tarif Trump
Dedy menambahkan, untuk mengantisipasi penurunan ekspor di Pasar AS, pemerintah bisa mengoptimalkan pembukaan akses pada pasar non tradisional yang sudah diinisiasi oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini. Meskipun sebenarnya pasar tradisional seperti AS dan EU masih bisa menjadi tumpuan tujuan ekspor mebel Indonesia.
"Sehingga pemerintah juga perlu memperkuat diplomasi ekonomi untuk menurunkan sejumlah hambatan-hambatan perdagangan untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan ekspor Indonesia," ujar Dedy.
Selain antisipasi melalui perluasan pasar ekspor, industri Indonesia juga harus dapat mengoptimalkan serapan pasar dalam negeri. Peningkatan belanja pemerintah terhadap produk buatan dalam negeri akan menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Ini Respons Pemerintah Indonesia Terhadap Tarif Trump ke Barang RI sebesar 32%
"Untuk itu realokasi anggaran dengan meningkatkan belanja pemerintah perlu didorong untuk menggerakkan industri dalam negeri," kata Dedy.
Selanjutnya: Kemenkeu Buka Opsi Penurunan Tarif PPh dan PPN Impor untuk Barang dari AS
Menarik Dibaca: Cek Gift Code Ojol The Game 7 April 2025 Terupdate Berikut Ini, yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News