Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengingatkan ada potensi dampak kebijakan tarif yang direncanakan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump terhadap Indonesia.
Hal ini menjadi perhatian, mengingat wacana pengenaan tarif sebesar 25% terhadap Meksiko awal Februari 2025 mulai mencuat.
Peneliti di Departemen Komunikasi CSIS Dandy Rafitrandi menilai, kebijakan tersebut bisa berdampak kepada Indonesia, terutama terkait hubungan dagang kedua negara.
Menurutnya, tarif seperti ini sering digunakan sebagai alat negosiasi Trump untuk memperkuat posisi AS dalam kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi.
"Jadi kalau untuk Indonesia kemungkinan ancaman tarif ini adalah sebuah tools yang akan digunakan oleh Trump untuk mendapatkan atau bisa menegosiasikan terms and condition yang lebih baik lagi terkait dengan kerjasama ekonomi maupun perdagangan atau investasi dengan Indonesia," ujar Dandy dalam Media Briefing, Selasa (21/1).
Baca Juga: Donald Trump Umumkan AS Tolak Kesepakatan Pajak Global OECD
Dandy menilai, Indonesia yang memiliki surplus perdagangan cukup besar dengan AS bisa saja terkena dampaknya.
Pada 2024, surplus perdagangan Indonesia dengan AS diproyeksikan mencapai US$ 13 miliar, naik sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia terus menikmati kelebihan ekspor dibandingkan impor dari AS. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi alasan bagi Presiden Trump untuk mengajukan kebijakan tarif agar dapat membawa Indonesia ke meja negosiasi.
"Jadi bagaimana caranya bring Indonesia to the table adalah dengan kemungkinan misalnya mengenakan tarif, knowing that kita memiliki surplus perdagangan yang lumayan signifikan terhadap AS," katanya.
Baca Juga: Trump Menunda Tarif, Fokus Meninjau Perdagangan dengan China, Kanada, dan Meksiko
Dandy menekankan pentingnya pemerintah Indonesia segera merespons wacana ini. Langkah strategis diperlukan untuk menjaga stabilitas hubungan dagang dan melindungi kepentingan nasional.
"Ini kita harus highlight bagaimana nanti pemerintah Indonesia bisa come up dengan solusi dan juga respon untuk bisa mengadres kemungkinan kebijakan Trump terhadap Indonesia," imbuh Dandy.
Selanjutnya: Perusahaan Migas Kuwait Bakal Investasi Rp 155 Triliun di Sektor Migas Aceh
Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis Periode 16-31 Januari 2025, Plossa Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News