Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober, Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) menggelar Festival Jejak Pangan Lestari 2025 di Taman Ismail Marzuki.
Festival tahunan ini bertujuan menyebarluaskan pesan kunci serta produk pengetahuan yang dihasilkan oleh para mitra KSPL, sekaligus memperkuat semangat kolaborasi antara KSPL, para mitra, jejaring, dan masyarakat luas dalam mendorong transformasi sistem pangan berbasis lokal yang sehat, beragam, adil, tangguh, dan lestari di Indonesia.
KSPL, bagian dari Food and Land Use Coalition (FOLU) di tingkat global, merupakan platform kolaborasi berbagai pihak yang bergerak untuk mewujudkan sistem pangan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, alam, dan iklim.
KSPL memiliki 11 mitra utama, yakni CIFOR-ICRAF, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Garda Pangan, Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Yayasan KEHATI, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Parongpong RAW Lab, Systemiq, dan WRI Indonesia.
Baca Juga: Genap Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pemerintah Sebut RI Tak Lagi Impor Beras
Gina Karina, Kepala Sekretariat KSPL, mengatakan, Festival Jejak Pangan Lestari digelar dalam rangka merayakan momen Hari Pangan Sedunia setiap tahunnya.
“Harapannya, festival ini dapat mengingatkan kita bahwa keragaman pangan yang dimiliki Indonesia adalah modal besar dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan sistem pangan lestari Nusantara,” kata Gina dalam keterangannya, Sabtu (25/10/25)
Pemerintah menilai transformasi sistem pangan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045. Ifan Martino, Koordinator Bidang Pangan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) selama empat tahun terakhir telah memperkuat upaya penerapan pendekatan ekoregionalisasi.
“Pendekatan ini menempatkan setiap pihak pada peran penting yang setara. KSPL berperan sebagai jembatan antar pemangku kepentingan, dan kami berharap sinergi ini terus diperluas,” ujarnya.
Baca Juga: Menelisik Cita-cita Swasembada Pangan Prabowo-Gibran, Bagaimana Prospeknya?
Sementara itu, Nils Hermann Ranum, Special Envoy for Climate and Forest dari Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia, menekankan komitmen Norwegia melalui Norad untuk mendukung upaya ketahanan pangan global yang sejalan dengan pengendalian perubahan iklim. “KSPL menjadi mitra strategis yang mampu menjembatani kerja sama lintas pihak di Indonesia,” katanya.
Festival ini menghadirkan beragam kegiatan edukatif dan interaktif seputar pangan berkelanjutan. Acara Bincang Pangan Lestari Vol. 2 membahas hasil kajian dari berbagai lembaga, antara lain KSPL, KRKP, KEHATI, CIFOR-ICRAF, GAIN, WRI Indonesia, dan Systemiq. Peserta diajak membayangkan masa depan sistem pangan Indonesia menuju usia 100 tahun kemerdekaan pada 2045.
Festival juga menampilkan teater “Surat dari Ladang” karya Komunitas Teater Paradoks FISIP UI, yang menggambarkan eratnya hubungan antara isu pangan dan kehidupan masyarakat.
Selain itu, pengunjung dapat menjelajahi booth mitra KSPL yang menampilkan inisiatif pangan berkelanjutan, mencicipi kuliner Nusantara di booth Icip-icip Cita Rasa Nusantara, serta menikmati menu sehat dan terjangkau di booth MBG.
Selanjutnya: GMF Kantongi Restu Rights Issue dan Inbreng Aset dari AP Rp5,6 Triliun
Menarik Dibaca: Inilah 7 Drakor 18+ Paling Panas dan Erotis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













