kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kepala BMKG Menyebut Antisipasi El Nino Dilakukan Sejak Februari dan Terus Diperkuat


Selasa, 18 Juli 2023 / 15:59 WIB
Kepala BMKG Menyebut Antisipasi El Nino Dilakukan Sejak Februari dan Terus Diperkuat
ILUSTRASI. Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (25/6/2023).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, untuk menghadapi fenomena El Nino pemerintah telah berkoordinasi dan melakukan sejumlah langkah.

Dia menyebut, antisipasi El Nino sudah dilakukan sejak bulan Februari-April dan akan terus diperkuat. Dwikorita menjelaskan bahwa meskipun saat ini Indonesia sudah masuk musim kemarau, tetapi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi atau banjir itu masih tetap ada.

"Karena wilayah Indonesia ini dipengaruhi oleh dua samudra dan juga topografinya yang bergunung-gunung di khatulistiwa, masih tetap ada kemungkinan satu wilayah mengalami kekeringan, tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita di Komplek Istana Kepresidenan, Selasa (18/7).

Baca Juga: Pastikan Stok Beras Aman, Mentan: Sampai Juli Masih Ada Panen Di Atas 800.000 Ha

Dia menjelaskan, artinya untuk Indonesia dengan kondisi tersebut bukan berarti seluruh wilayah akan serempak kering. "Ada di sela-sela itu yang juga mengalami bencana hidrometeorologi basah," ujar dia.

Oleh karena itu, pemerintah melalui BMKG mengimbau masyarakat untuk melakukan sejumlah hal dalam menghadapi fenomena iklim El Nino. Langkah-langkah tersebut antara lain terus menjaga lingkungan, mengatur tata kelola air, hingga beradaptasi terhadap pola tanam.

"Juga terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan iklim yang sangat dinamis dari waktu ke waktu dari BMKG," imbuh Dwikorita.

Baca Juga: Antisipasi Dampak El Nino, Kementan Siapkan Enam Provinsi Jadi Penyangga

Guna menghadapi El Nino, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah jajarannya untuk membahas antisipasi dan kesiapan dalam menghadapi ancaman fenomena iklim El Nino di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 18 Juli 2023.  

BMKG memprediksi, ancaman El Nino akan mengalami puncak pada Agustus-September.

"Diprediksi El Nino ini intensitasnya lemah hingga moderat sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada ketersediaan air atau kekeringan, juga produktivitas pangan, atau berdampak pada ketahanan pangan," ujar Dwikorita.

Sebagai informasi El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah. Pemanasan tersebut akan meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Sehingga El Nino akan memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×