CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.748   19,00   0,11%
  • IDX 8.474   67,82   0,81%
  • KOMPAS100 1.175   10,03   0,86%
  • LQ45 857   8,05   0,95%
  • ISSI 296   2,12   0,72%
  • IDX30 446   3,49   0,79%
  • IDXHIDIV20 518   3,97   0,77%
  • IDX80 132   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,80   0,59%
  • IDXQ30 143   1,18   0,83%

Antisipasi El Nino, Jokowi Minta Produksi Pangan Ditingkatkan


Senin, 10 Juli 2023 / 14:41 WIB
Antisipasi El Nino, Jokowi Minta Produksi Pangan Ditingkatkan
ILUSTRASI. Untuk mengantisipasi dampak El Nino, Presiden Jokowi meminta untuk meningkatkan produksi pangan dan hilirisasi. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mengantisipasi dampak adanya El Nino, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta untuk meningkatkan produksi, khususnya di sektor pertanian, pangan dan hilirisasi.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, hari dilakukan rapat terbatas bersama Presiden Jokowi mengenai peningkatan produksi dan hilirisasi produk pangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7).

"Yang dibicarakan adalah terkait El Nino kemudian yang berikutnya lagi mempersiapkan peningkatan produksi, khususnya produksi pertanian, pangan dan yang berikutnya lagi adalah untuk hilirisasi dari pangan tersebut," kata Arief di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/7).

Baca Juga: Antisipasi El Nino, Kepala Bapanas: Jokowi Minta Produksi Pertanian Digenjot

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi bersama Dirut Bulog Budi Waseso di Istana Kepresidenan Jakarta.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi bersama Dirut Bulog Budi Waseso di Istana Kepresidenan Jakarta.

Arief mengatakan, untuk produksi, Presiden meminta kepada Menteri Pertanian untuk menggenjot produksi.

"Jadi yang jelas Pak Mentan diminta untuk menggenjot produksi, jadi mumpung masih ada hujan kemudian boleh tanam sehingga 110 hari kemudian kita masih punya beras," kata Arief.

Sedangkan Perum Bulog sudah ditugaskan untuk melakukan serapan terhadap hasil produksi petani. Arief mengatakan, dari 2 juta kuota impor beras yang telah ditugaskan, baru terealisasi sebesar 500.000 ton.

"Yang 700.000 ton kemarin itu diambil dari panen dalam negeri. Kemudian dalam perjalanannya dari Januari sampai Juli sudah mengeluarkan 600.000 ton untuk bantuan pangan kepada 21.353 juta KPM datanya dari Kemensos, kali 3 bulan. Jadi sudah 600.000 ton lebih kemudian yang 600.000 ton lagi untuk SPHP," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×