kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan inventarisasi pertanian yang kebanjiran


Rabu, 22 Januari 2014 / 13:18 WIB
Kemtan inventarisasi pertanian yang kebanjiran
ILUSTRASI. Pemandangan pembangkit listrik tenaga nuklir Tihange di Electrabel, unit Belgia dari perusahaan Prancis Engie, eks GDF Suez, di Tihange, Belgia, Selasa (29/12/2015).


Reporter: Fahriyadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Pertanian, Suswono mengaku sedang menginventarisasi lahan pertanian yang terkena banjir selama bulan Januari ini. Menurutnya ia telah melakukan pengamatan ke Purworejo, Jawa Tengah yang merupakan salah satu sentra pertanian di Pulau Jawa. Ia bilang sejauh ini masih terkendali dan ada beberapa lahan pertanian yang tetap bisa tumbuh dan tak perlu diganti oleh pemerintah.

"Ada beberapa lahan pertanian yang baru ditanam dan terendam banjir sehingga harus ditanam kembali," ujar Suswono, Rabu (22/1).

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pemerintah menyiapkan cadangan benih nasional untuk membantu petani. Ia bilang stok padi sekitar 13.000 ton dan cukup untuk meng-cover dampak banjir ini.

Menurutnya bantuan benih ini menjadi solusi dari pemerintah, selama dana darurat pertanian atau fuso belum ditentukan besarannya hingga saat ini.

"Biasanya penggantian dari pemerintah itu diatas 100.000 hektare (ha) dan nanti anggarannya bisa ditetapkan segera," katanya.

Ia pun membandingkan tahun 2013 lalu yang banjirnya dianggap lebih besar dari tahun ini, lahan pertanian yang terendam banjir hanya 0,6% dari total 13,5 juta ha lahan pertanian.

Lebih jauh, Suswono pun menghimbau para Gubernur di wilayah terdampak banjir ini untuk menggunakan kewenangannya menggunakan 200 ton beras dari gudang Bulog untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan selama banjir di daerahnya.

Ia mengatakan stok beras Bulog cukup besar dan tak ada masalah kekurangan pangan.

Menurutnya dengan cuaca buruk yang berpotensi terjadi dalam beberapa bulan ke depan, maka distribusi pangan saat ini harus dicukupkan sehingga tak terjadi lonjakan harga saat puncak musim hujan di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×