Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Inflasi pada awal 2014 ini sepertinya bakal melejit lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Tekanan harga makanan akibat cuaca buruk akan semakin kuat seiring dengan terhambatnya distribusi dan panen.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui, tingkat inflasi pada Januari 2014 akan tinggi dengan kondisi iklim yang ekstrem seperti sekarang ini. Karena itu, untuk mengendalikan kenaikan harga, pemerintah akan menjaga jalur distribusi dan pasokan bahan makanan tetap lancar.
Dengan cara ini, Chatib berharap inflasi hingga akhir 2014 tetap berada pada target yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 yakni 5,5%. "Angka pastinya bisa diketahui akhir Januari," katanya, Senin (13/1).
Optimisme inflasi terkendali sampai akhir 2014 juga disebabkan karena menjelang pertengahan Januari 2014, kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan perbaikan. Hal itu ditunjukkan dengan membaiknya nilai tukar rupiah.
Hanya saja optimisme itu tidak dirasakan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Menurut Hatta, cuaca buruk akan membuat distribusi pangan ke masyarakat terganggu.
Kondisi itu sudah terasa pada saat ini, karena para pedagang sudah banyak yang mengeluh soal hambatan distribusi barang dan jasa. "Sudah ada beberapa harga pangan yang naik," ujarnya.
Agar lonjakan tidak terlalu tinggi, Hatta mengaku sudah berkoordinasi dengan tim pengendali harga bahan pokok, terutama beras. Dengan koordinasi yang bagus diharapkan dampak cuaca buruk dan banjir tidak membuat harga melonjak tinggi Januari ini.
Data harga kebutuhan pokok nasional yang dirilis Kementerian Perdagangan menunjukkan adanya kenaikan harga seperti minyak goreng curah, daging ayam, dan beras medium. Jika harga minyak goreng curah pada awal Januari 2014 sebesar Rp 10.999 per kilogram (kg), pada 10 Januari sudah naik menjadi Rp 11.127 per kg.
Sementara daging ayam broiler naik dari Rp 29.662 per kg menjadi Rp 30.101 per kg dan beras medium dari Rp 8.669 per kg jadi Rp 8.749 per kg.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati bilang, pemerintah harus tanggap dengan kondisi cuaca ekstrem. Kondisi ini sangat rawan pada lonjakan harga produk pertanian dan palawija. Dengan daya tahan yang relatif pendek, hambatan distribusi akan membuat bahan makanan tersebut membusuk. Ujungnya, kelangkaan dan kekurangan suplai akan membuat harga melambung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News