Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan menyatakan, bisa menghemat cost atau biaya untuk memperoleh penerimaan negara berkat efisiensi anggaran.
Untuk diketahui, biaya penerimaan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan penerimaan negara.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan, penerimaan negara tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 3.004,5 triliun, dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut sebesar 0,33% dari total penerimaan.
Biaya tersebut lebih rendah dari 2024 dengan realisasi penerimaan negara Rp 2.850,6 triliun, dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut sebesar 0,82% dari total penerimaan tersebut.
Adapun realisasi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan juga tercatat turun dari 2021 yang mencapai 1,06% dari pendapatan Rp 2.011,3 triliun, 2022 sebesar 0,91% dari Rp 2.635,8 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Efisiensi Anggaran Berlanjut di APBN 2026
“Kalau tahun 2021 itu rasionya adalah 1,06%, dengan efisiensi yang kita lakukan kita dorong supaya bisa menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi,” tutur Suahasil saat melakukan rapat kerja dengan DPR RI, Senin (14/7).
Adapun Suahasil menyebut, realisasi penerimaan negara saat ini sangat tergantung kepada juga kondisi ekonomi dan sektor keuangan global, kondisi ekonomi domestik dan juga pergerakan harga komoditas.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sedang gencar melakukan efisiensi anggaran. Bahkan, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan efisiensi anggaran ini akan berlanjut pada 2026.
"Pasti dilakukan (efisiensi), itu tadi. Jadi kalau mau disampaikan, jawaban saya tegas, iya dilakukan," ujar Sri Mulyani menekankan kepada awak media di Gedung DPR RI, Selasa (20/5).
Baca Juga: Sri Mulyani: Efisiensi Masih Jadi Pertimbangan Penyusunan Anggaran Belanja pada 2026
Ia menjelaskan bahwa strategi efisiensi ini akan disusun mengacu pada delapan program prioritas yang tercantum dalam Asta Cita Presiden terpilih.
Program-program tersebut akan dioptimalkan melalui berbagai inisiatif yang dikembangkan oleh kementerian dan lembaga, tentunya dengan arahan langsung dari Presiden.
Selain itu, Sri Mulyani juga menegaskan bahwa langkah efisiensi anggaran akan tetap menjadi fokus pemerintah dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026.
Oleh karena itu, kebijakan efisiensi anggaran yang telah dilakukan akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran belanja pada tahun depan.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Pemerintah Berlebihan Jadi Biang Kerok Perlambatan Ekonomi
Selanjutnya: Kurs Rupiah Melemah di Awal Pekan, Pasar Menanti Efek Tarif Lewat Data Inflasi AS
Menarik Dibaca: Bentuk Ekosistem Perbankan, Bank Muamalat Gandeng Jaringan Sekolah Islam Terpadu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News