kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Kemenkeu Mencatat Saldo Anggaran Lebih 2024 Sebesar Rp 457,5 Triliun


Selasa, 01 Juli 2025 / 13:08 WIB
Kemenkeu Mencatat Saldo Anggaran Lebih 2024 Sebesar Rp 457,5 Triliun
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan mencatat posisi saldo anggaran lebih (SAL) pada 2024 mencapai Rp 457,5 triliun. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat posisi saldo anggaran lebih (SAL) pada 2024 mencapai Rp 457,5 triliun.

Adapun SAL tersebut turun tipis bila dibandingkan dengan tahun 2023 yang nilainnya mencapai Rp 459,5 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, SAL awal 2023 yang tercatat Rp 459,5 triliun, setelah anggaran digunakan untuk mendukung pembiayaan APBN dan memperhitungkan sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) dari penyesuaian lain yang tercatat sekitar Rp 2 triliun, maka SAL dari kas negara tahun 2024 mencapai Rp 457,5 triliun.

“Saldo ini pada level memadai dan berfungsi untuk menyangga fiskal terutama dalam masa transisi pemerintahan dan menghadapi berbagai kemungkinan risiko dinamis global,” tutur Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna di DPR RI, Selasa (1/7).

Baca Juga: SiLPA Membengkak hingga Rp 300 Triliun,INDEF Sebut Lemahnya Penyerapan Belanja Negara

Sebagaimana diketahui, SAL menjadi instrumen penting dalam pengelolaan APBN sebagai fiscal buffer atau bantalan pengaman yang efektif melindungi APBN dan perekonomian Indonesia dalam menghadapi berbagai guncangan, tekanan, dan ketidakpastian lingkungan global dan domestik pada tahun 2024.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mencatat, dari sisi operasional, pendapatan tahun 2024 tercatat Rp 3.115,3 triliun, lebih rendah dari beban operasional sebesar Rp 3.353,6 triliun.

Dengan demikian, defisit operasional sebesar Rp 238,3 triliun, dan dari sisi non-operasional terdapat surplus Rp 22,7 triliun. Maka dari itu, defisit secara keseluruhan tercatat Rp215,7 triliun.

Kemudian, realisasi belanja tahun 2024 mencapai Rp 3.359,8 triliun. Hal ini berarti tumbuh 7,6% dibandingkan tingkat belanja 2023.

Baca Juga: Realisasi Penyerapan Anggaran Badan Gizi Nasional Baru Mencapai Rp 5,5 Triliun

Dari realisasi belanja dan pendapatan tersebut, defisit APBN 2024 tercatat sebesar 2,3% terhadap PDB.

“Angka ini jauh lebih rendah dari yang kami laporkan pada laporan semester kepada DPR yaitu pada saat itu disampaikan 2,7% PDB. Ini menggambarkan kebijakan fiskal dikelola secara prudent dan berkelanjutan meskipun berbagai kebutuhan agenda nasional terus meningkat,” ungkapnya.

Sri Mulyani menyebut, defisit APBN dibiayai melalui bauran keseimbangan antara pembiayaan utang yang terkendali dan pembiayaan non-utang yang produktif dan efektif.

Sepanjang tahun 2024, realisasi pembiayaan utang ditekan lebih rendah dari target awal yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2024. Hal ini merupakan hasil dari upaya optimalisasi sumber pembiayaan agar terus efisien dan rendah resiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×