Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menyinggung Pengalaman Negara Lain
Edy juga menyinggung pengalaman sejumlah negara maju seperti Inggris dan Prancis yang telah menerapkan kebijakan serupa.
Menurutnya, penyeragaman kemasan di negara-negara tersebut tidak terbukti signifikan menurunkan prevalensi perokok, termasuk di kalangan anak muda.
“Kalau saya baca di referensi, kebijakan yang sama di Inggris maupun Prancis ternyata tidak berhasil menekan prevalensi perokok,” ujarnya.
Industri Tembakau Indonesia Dinilai Berbeda
Edy menekankan bahwa Indonesia memiliki ekosistem pertembakauan yang besar dan kompleks, melibatkan jutaan petani, buruh, dan pelaku industri dari hulu hingga hilir.
Dengan struktur tersebut, ia menilai kebijakan plain packaging berpotensi menimbulkan efek berantai terhadap industri dan daerah penghasil tembakau.
Ia pun meminta pemerintah lebih fokus pada edukasi dan penegakan hukum terhadap rokok ilegal, ketimbang menerapkan kebijakan baru yang dinilai berisiko menambah beban industri.
Menurut Edy, penghentian wacana plain packaging perlu dipertimbangkan agar tidak memicu risiko berlapis bagi penerimaan negara, pengawasan rokok ilegal, dan keberlangsungan ekosistem pertembakauan nasional.
Tonton: 10 Penyakit Terbanyak Akibat Banjir Sumbar, ISPA Tertinggi
Kesimpulan
Penolakan AMTI terhadap rencana plain packaging menyoroti risiko kebijakan kesehatan yang berpotensi berbenturan dengan realitas pasar dan penegakan hukum. Meski bertujuan melindungi kesehatan publik, kebijakan ini dinilai dapat mempercepat peredaran rokok ilegal, menggerus penerimaan cukai, serta menyulitkan pengawasan di lapangan. Perdebatan ini menunjukkan bahwa pengendalian konsumsi rokok tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan kemasan, tetapi perlu diseimbangkan dengan literasi, penegakan hukum, dan desain regulasi yang sesuai dengan karakter industri tembakau Indonesia.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul "Kemasan Polos Dinilai Berisiko Picu Lonjakan Rokok Ilegal"
Selanjutnya: Daftar Harga Emas Antam Hari Ini (13/12): Naik Rp 9.000 Jadi Rp 2.462.000 Per Gram
Menarik Dibaca: HP Murah Redmi Note 14 Cuma Rp 2 Jutaan, Sudah Pakai Layar AMOLED & Lensa 108 MP
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













