Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Investor pasar modal memproyeksi perlambatan ekonomi kuartal I-2015. Proyeksi tersebut berdampak pada koreksi di bursa saham maupun pasar obligasi sepanjang minggu lalu. Namun apakah perlambatan ekonomi periode Januari-Maret tersebut akan berlangsung sepanjang tahun 2015?
Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut E Andanawarih mengatakan, kondisi pasar modal pada akhir April lalu memang tengah pesimistis. Namun, “menjadi tidak adil juga jika perlambatan ekonomi kuartal I-2015 digunakan sebagai satu-satunya acuan bahwa sepanjang 2015 ini kondisi makro ekonomi akan terus memburuk,” papar Putut, Senin (4/5).
Menurutnya, propek ekonomi Indonesia jangka panjang masih cukup positif. Ia mencontohkan Presiden Joko Widodo sudah mulai melakukan groundbreaking sejumlah proyek infrastruktur seperti program sejuta rumah, pembangkit listrik dan pembangunan jalan tol. Putut mengatakan dampak proyek-proyek seperti itu tidak akan terlihat dalam jangka pendek namun menumbuhkan tingkat kepercayaan investor jangka panjang.
Berikut asumsi MAMI terhadap ekonomi makro Indonesia sepanjang 2015:
Produk Domestik Bruto (PDB): 5% - 5,5%
Inflasi: 5,25% - 6,25%
BI rate: 7% - 7,5%
Kurs USD/IDR: Rp 12.700 – Rp 13.500
Defisit Transaksi Berjalan dari PDB: 2,5% - 3%
Pertumbuhan laba emiten per saham (Earnings Per Share/EPS): 9% - 12%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News