kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Presiden yakin ekonomi 2016 bisa tumbuh 6,6%


Kamis, 30 April 2015 / 06:52 WIB
Presiden yakin ekonomi 2016 bisa tumbuh 6,6%
ILUSTRASI. pertambangan b a t u b a r a PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Foto Dok ITMG


Reporter: Adi Wikanto, Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pelambatan ekonomi yang masih terjadi hingga kuartal I 2015 tak menyurutkan pemerintah memasang target tinggi untuk rencana kerja tahun 2016. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 6,6%, jauh lebih tinggi dibandingkan target tahun ini sebesar 5,7%.

Pemerintah menyampaikan target tersebut di Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) yang dimulai Senin (29/4). Presiden, menteri, hingga kepala daerah hadir di acara itu.

Dari paparan pemerintah pusat, ada perbedaan target  terendah pertumbuhan ekonomi. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Andrinof Chaniago bilang target pertumbuhan ekonomi 6,4%-6,6%, sedangkan versi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebesar 5,8%-6,6%.

Namun, berapapun target pesimistis itu, pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi mendatang akan didukung dengan inflasi yang stabil sebesar 4%. Lalu, laju perekonomian akan menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 9%-10% dan pengangguran sebesar 5,2%-5,5%.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin Indonesia per September 2014 sebanyak 27,73 juta atau 10,96%. Jumlah pengangguran terbuka per Agustus 2014 sebanyak 7,24 juta orang atau 5,94%. Tahun 2015, pemerintah menargetkan angka pengangguran turun menjadi 5,6% dan kemiskinan 10,3%.

Pemerintah meyakini, target 2016 bukan sekadar angka. Meski target itu sangat besar, pemerintah optimistis bisa mencapainya. "Kita akan mendukungnya melalui percepatan dan peningkatan pembangunan infrastruktur," kata Andrinof saat pembukaan Musrenbang, Rabu (29/4).

Tahun ini pemerintah mulai menggenjot pembangunan infrastruktur. Di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015, pemerintah mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur Rp 290,3 triliun, terbesar dalam sejarah. Dana itu untuk membangun jalan, jembatan, pelabuhan, hingga bandara dan rel kereta api.

Pembangunan konektivitas memang jadi fokus pemerintah, karena selama ini selalu jadi penghambat perekonomian. Ke depan, pemerintah berkomitmen melanjutkan pembangunan infrastruktur itu. Sementara ini, sudah ada usulan anggaran infrastruktur minimal Rp 290 triliun untuk tahun 2016. 

Berharap China

Wakil Presiden Jusuf Kalla menambahkan, pencapaian pertumbuhan ekonomi juga akan didukung dengan upaya mendongkrak kegiatan penanaman modal. Pemerintah akan terus menggandeng investor lokal dan asing untuk menggerakan perindustrian dan perekonomian di seluruh daerah tahun ini dan 2016.

Kalla mengaku, banyak investor yang tetap berminat menanamkan modal di Indonesia. Apalagi saat ini kondisi ekonomi negara China dan Jepang stagnan. "Itu akan meningkatkan investasi dalam negeri. Kita harus mengurusnya dengan perbaikan infrastruktur," imbuh Kalla.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga akan terdorong oleh perbaikan ekonomi global. Terutama dari China, yang diperkirakan akan mengalami perbaikan perekonomian.

China adalah eksportir utama Indonesia. Perbaikan ekonomi negeri tirai bambu ini akan mengatrol harga komoditas. Dengan demikian, ekspor Indonesia yang masih didominasi komoditas mentah akan semakin besar.

Lalu, ekonomi Amerika Serikat juga pulih. Ini akan meningkatkan ekspor manufaktur. "Ekspor dan investasi akan tumbuh besar tahun depan nanti," ucap Sofyan.

Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina memprediksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan hanya 5,8%. Investasi akan menjadi motor utama penggerak ekonomi dengan pertumbuhan pembentukan modal tetap sebesar 6,7%. Namun, tingkat konsumsi rumah tangga tahun depan masih akan tumbuh lambat, hanya 5,2%.

Kegiatan ekspor impor mulai meningkat seiring perbaikan ekonomi global. Perkiraan Dian, ekspor akan tumbuh 2%, sedangkan impor 2,5%.

Sebelumnya, Word Bank menganalisa, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan hanya akan mencapai 5,5%. Alasannya, ekonomi global mendatang masih lambat, dengan pertumbuhan sebesar 3,2%. Walhasil, kegiatan perdagangan internasional belum bisa tumbuh tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×