kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Hati Puas, Peserta BPJS Kesehatan Desa-Kota Tak Perlu Antre Pendaftaran Hingga Lemas


Minggu, 13 Agustus 2023 / 12:09 WIB
Hati Puas, Peserta BPJS Kesehatan Desa-Kota Tak Perlu Antre Pendaftaran Hingga Lemas
ILUSTRASI. Hati Puas, Peserta BPJS Kesehatan Desa-Kota Tak Perlu Antri Pendaftaran Hingga Lemas


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Di usia produktif, Slamet Wijianto (66 tahun) sering bepergian ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Sejak usia kepala enam, warga Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng) ini juga rutin bepergian.

Namun kali ini, bapak dua anak ini bepergian ke rumah sakit untuk periksa kondisi kesehatan akibat penyakit stroke dan diabetes yang diderita sejak 5 tahun yang lalu. Ia harus kontrol ke dokter penyakit dalam dan spesialis saraf, masing-masing sekali dalam sebulan.

Agak repot memang, di usia senja harus rutin bertemu dokter. Namun ia tetap bersyukur, mendapat layanan kesehatan optimal dari dokter di Rumah Sakit Islam Cawas, Klaten, yang tak jauh dari rumahnya.

Setiap kali kontrol ke dokter pun tak perlu mengeluarkan biaya, karena sudah menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebagai peserta mandiri BPJS Kesehatan kelas 2, Ia dan istrinya hanya perlu mengeluarkan iuran Rp 200.000 per bulan.

Apalagi, layanan untuk peserta BPJS Kesehatan semakin nyaman setelah program digitalisasi. "Daftar kontrol ke dokter cukup dari handphone. Lalu datang ke RS sesuai jadwal yang diperoleh, tak perlu lagi antre pendaftaran hingga berjam-jam", ujar Suratmi, istri yang selalu mengantar Slamet periksa dokter.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Suratmi harus bolak-balik ke RS untuk sekali kontrol ke dokter. Hari pertama, ia harus mengambil nomor antre an pendaftaran. Hari selanjutnya, balik lagi ke rumah sakit untuk mendapatkan antre an pemeriksaan dokter. Jika kuota penuh, ia harus balik lagi pada esok hari. Setelah pasien menjalani pemeriksaan, terkadang hari selanjutnya harus kembali ke RS karena obat belum tentu jadi pada hari tersebut.

Peningkatan layanan untuk peserta BPJS Kesehatan juga dirasakan oleh Rosmalina, warga Purwokerto, Jateng. "Sekarang rujukan dokter bisa online, kita juga bisa memilih RS dan naik kelas perawatan secara mudah," kata ibu kelahiran tahun 1985 yang sudah dikarunia dua anak.

Delapan tahun sebagai peserta BPJS Kesehatan, keluarga Rosmalina sudah merasakan berbagai manfaatnya. Selain untuk kelahiran dua buah hatinya, alumnus Universitas Jenderal Soedirman ini merasakan manfaat BPJS Kesehatan saat menjalani operasi kuret pada November 2021, hingga operasi bedah mulut dan jahit kepala tahun 2019 untuk anaknya.

Tak hanya di desa dan kota kecil, kepuasan juga dirasakan peserta BPJS yang tinggal di kota besar. Lusita Ratna, warga Kota Bekasi ini harus berurusan di rumah sakit karena salah satu anaknya menderita penyakit tipes pada Juli 2023.

"Jam 9 pagi datang di rumah sakit, langsung ke IGD. Dokter langsung memeriksa dan melakukan tindakan medis. Jam 12 siang, anak saya langsung dipindah ke kamar perawatan. Alhamdulillah, 3 hari di rawat di RS Medirosa sembuh", kenang Lusita.

Dibandingkan pada tahun awal munculnya layanan JKN, Lusita menilai kualitas pelayanan BPJS Kesehatan semakin membaik. Peserta BPJS Kesehatan semakin cepat mendapatkan penanganan di RS, tanpa perlu persyaratan yang bermacam-macam. "Administrasi lebih ringkas dan muda, cukup menunjukkan kartu BPJS," ungkap Lusita.

Sebelumnya, Lusita telah menggunakan layanan BPJS Kesehatan untuk berbagai masalah kesehatan. Tahun 2016, Itu antara lain untuk operasi sesar kelahiran anak ketiga dan kuret..  "Anak-anak juga pernah dirawat di RS", tambah wanita asal Kebumen, Jateng ini.

Kepuasan layanan BPJS Kesehatan juga dirasakan Muslihatul Khasanah, warga Kota Depok, Jawa Barat. Ia dan keluarga telah memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan untuk kelahiran dua buah hatinya tahun 2019 dan 2022. Bahkan, kedua buah hatinya lahir di kota yang berbeda, tapi ia tidak repot dengan permasalahan administrasi.

Buah hatinya juga pernah di rawat di RS Grha Permata Ibu Depok karena menderita tipes. Sang suami pun pernah menjalani rawat inap di RS Fatmawati.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×