kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Gubernur khawatir anggarannya dipangkas Jokowi


Selasa, 04 November 2014 / 21:09 WIB
Gubernur khawatir anggarannya dipangkas Jokowi
ILUSTRASI. BNSP klaim jumlah SDM sektor konstruksi atau infrastruktur yang tersertifikasi hanya sekitar 15% dari total kebutuhan 8 juta orang per tahun.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Sejumlah kepala daerah mengaku ultimatum Jokowi untuk memangkas anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), akan berdampak besar pada keuangan daerah. Oleh karena itu, para kepala daerah berharap DAK tidak dipangkas.

Sebagai gantinya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku siap memenuhi permintaan Jokowi untuk membangun sistem pelayanan satu pintu dalam melayani izin investasi.

Ganjar bilang pihaknya memang sejalan dengan pemikiran Presiden yang berasal dari partai yang sama dengan dirinya itu. Sebab, pembangunan ekonomi di Jawa Tengah sangat membutuhkan peran investor. "Pelayanan perizinan, menjadi prioritas kita," ujar Ganjar, Selasa (4/11).

Hal serupa diungkapkan oleh Gubernur Banten Rano Karno yang menilai DAK dan DAU yang selama ini diterima provinsi paling timur Jawa itu selalu kurang. Sebab kebutuhan pembangunan infrastruktur daerah yang memang besar.

Tanpa menyebut berapa dana yang diterimanya selama ini, Rano bilang dirinya justru berharap DAK dan DAU bisa bertambah. Oleh karenanya dia berniat meningkatkan kinerja pemerintahannya.

Adapun Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bilang, perubahan alokasi DAU dan DAK memang tidak mudah. Karena harus merevisi Undang-undang Perimbangan Keuangan. Jadi, sistem reward and punishment itu bisa dilakukan ketika pemerintah mengajukan APBN dan APBN-P.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×