Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 24 Februari lalu.
Lembaga investasi strategis ini bertujuan memperkuat perekonomian nasional melalui pengelolaan aset berkelanjutan.
Sebagai sovereign wealth fund (SWF) baru, Danantara diharapkan memainkan peran kunci dalam sektor-sektor vital seperti energi terbarukan, manufaktur berteknologi tinggi, dan ketahanan pangan, serta mendorong inovasi di berbagai industri.
Baca Juga: Kurangi Ketergantungan Impor LPG, Danantara Bakal Danai Proyek DME
Dengan tata kelola profesional dan visi pertumbuhan jangka panjang, Danantara diyakini akan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global, menciptakan lapangan kerja, serta mempercepat transformasi ekonomi menuju kemandirian dan keberlanjutan.
Inisiatif ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mengelola investasi secara strategis, transparan, dan kompetitif demi kesejahteraan masyarakat dan generasi mendatang.
Target Ambisius, Potensi Pertumbuhan Signifikan
Yusuf Rendy Manilet, Economic Researcher di Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai, pembentukan SWF seperti Danantara berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan, khususnya dalam pengembangan investasi dan optimalisasi aset negara.
“Danantara dibentuk sebagai organisasi mandiri yang menerima mandat untuk mengelola investasi. Harapannya, aset negara bisa berkembang lebih optimal,” ujarnya dalam keterangannya saat diskusi tentang Danantara, Selasa (18/3).
Baca Juga: Bos LPS Pastikan Dana Nasabah Tak Terganggu karena Penggabungan BUMN ke Danantara
Menurut Yusuf, pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp13.523 triliun hingga 2029, dengan nilai tahunan berkisar Rp1.500 hingga Rp4.000 triliun.
Meskipun target tersebut tergolong ambisius, tren realisasi investasi dalam dua hingga tiga tahun terakhir menunjukkan hasil yang cukup positif.
“Jika melihat realisasi investasi dalam beberapa tahun terakhir, target yang ditetapkan pemerintah bukan sesuatu yang mustahil. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa capaian investasi selalu mendekati atau bahkan melampaui target yang ditetapkan,” tuturnya.
Selain mempercepat investasi nasional, Danantara diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di daerah yang sebelumnya kurang diminati.
“Sebagian investor masih ragu berinvestasi di daerah karena berbagai faktor. Dengan adanya Danantara, minat mereka diharapkan meningkat,” katanya.
Lebih lanjut, Yusuf meyakini bahwa status Danantara sebagai institusi independen menjadikannya lebih menarik bagi investor asing dibandingkan jika mereka harus berinvestasi langsung ke daerah.
Baca Juga: Sucor Sekuritas: Danantara Berpotensi Berdampak Signifikan Bagi Pasar Modal Indonesia
Peran Strategis dalam Penguatan Pasar Modal
Muliadi San, Founder Tumbuh Makna (TMB), turut mendukung kehadiran Danantara, khususnya dalam memperkuat pasar modal Indonesia. Ia menilai bahwa Danantara berpotensi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.
“Dengan mengelola aset besar milik BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, dan Pertamina, Danantara memiliki potensi untuk meningkatkan kepercayaan investor lokal melalui pengelolaan yang profesional dan transparan. Hal ini dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, sehingga partisipasi investor domestik semakin luas,” ujar Muliadi.
Ia juga menyoroti potensi Danantara dalam meningkatkan likuiditas pasar melalui pengelolaan aset yang efisien serta investasi di sektor-sektor strategis, seperti infrastruktur dan energi.
Menurutnya, keberadaan Danantara dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat ekosistem investasi nasional serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Baca Juga: Rosan Roeslani: BPI Danantara Terbuka untuk Pendanaan Proyek Hilirisasi
“Dengan strategi investasi yang tepat, Danantara bisa meningkatkan likuiditas pasar sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,” tambahnya.
Muliadi berharap Danantara mampu memperkuat daya saing industri keuangan Indonesia, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di kancah regional dan global. Selain menarik investor asing, ia menekankan pentingnya Danantara dalam mendorong pertumbuhan investor domestik.
“Dengan meningkatkan partisipasi investor dalam negeri, Danantara dapat menciptakan ekosistem investasi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Ini juga membantu mengurangi ketergantungan terhadap modal asing serta memperkuat perputaran ekonomi dalam negeri,” jelasnya.
Tantangan Global dan Harapan ke Depan
Di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, kehadiran Danantara dinilai sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Danantara ini, jika dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang sangat berharga. Tidak ada yang salah dengan konsep ini karena sebenarnya sudah lama menjadi cita-cita kita,” ujar Muliadi.
Baca Juga: Semua BUMN Akan Masuk Danantara, CELIOS Ingatkan Ini
Namun, ia juga mencatat bahwa kondisi ekonomi global saat ini mengalami perlambatan, yang berimbas pada tekanan terhadap rupiah akibat penguatan dolar AS.
Dalam situasi ini, peran Danantara menjadi semakin krusial untuk mendorong kepercayaan investor domestik agar tetap aktif berinvestasi di dalam negeri.
“Kita tahu ekonomi global sedang melambat, dolar sedang kembali ke AS. Yang terkena dampaknya adalah rupiah. Kita berharap Danantara bisa membantu menjaga stabilitas investasi nasional,” tutupnya.
Dengan berbagai potensi dan tantangan yang ada, keberhasilan Danantara akan sangat bergantung pada implementasi kebijakan, transparansi pengelolaan, serta strategi investasi yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selanjutnya: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Kesal, 5 Kilometer Saluran Air Jadi Bangunan Liar
Menarik Dibaca: Merugi Empat Tahun Terakhir, Jasa Marga (JSMR) Menutup Anak Usaha Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News