kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.290   6,00   0,04%
  • IDX 7.606   72,54   0,96%
  • KOMPAS100 1.082   12,15   1,14%
  • LQ45 800   6,71   0,85%
  • ISSI 254   -0,52   -0,20%
  • IDX30 413   4,37   1,07%
  • IDXHIDIV20 473   6,15   1,32%
  • IDX80 121   0,84   0,71%
  • IDXV30 126   2,02   1,63%
  • IDXQ30 132   1,65   1,26%

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Semester II 2025 Bergantung pada Belanja Pemerintah


Senin, 11 Agustus 2025 / 18:42 WIB
Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Semester II 2025 Bergantung pada Belanja Pemerintah
ILUSTRASI. Prospek ekonomi Indonesia pada semester II 2025 diproyeksikan tetap solid di kisaran 4,5%-4,99% atau hampir mendekati 5%.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/05/05/2025


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Prospek ekonomi Indonesia pada semester II 2025 diproyeksikan tetap solid di kisaran 4,5%-4,99% atau hampir mendekati 5%, namun dibayangi risiko perlambatan akibat ketidakpastian global. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, penguatan pertumbuhan domestik bergantung pada optimalisasi belanja pemerintah untuk menopang konsumsi dan investasi, seiring meredanya dorongan dari faktor musiman pada semester I.

“Kalau diibaratkan berlayar, cuaca global pada paruh kedua tahun ini cenderung berawan, bahkan berpotensi badai,” kata Josua, Senin (11/8/2025).

Baca Juga: Pemerintah Perlu Waspadai Fenomena Down Trading Masyarakat Kelas Menengah, Kenapa?

Ia menjelaskan, terdapat tiga risiko utama yang dihadapi Indonesia, yakni pertama perlambatan ekonomi China yang dibarengi krisis properti. Kedua, kebijakan tarif timbal balik Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump. Ketiga, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Asia Timur.

Dampak langsung tarif AS terhadap produk ekspor Indonesia, seperti tekstil, garmen, alas kaki, furnitur, dan elektronik, diperkirakan menekan PDB sekitar 0,2%–0,5% poin persentase. Sementara efek tidak langsungnya bisa lebih besar akibat perlambatan mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas global.

Meski demikian, Josua menilai fundamental ekonomi RI tetap tangguh dibanding banyak negara G20, dengan inflasi yang terjaga, surplus neraca perdagangan hingga pertengahan tahun, dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil. Dukungan juga datang dari potensi penurunan suku bunga global, termasuk oleh Bank Indonesia, yang membuka ruang stimulus moneter tambahan.

Pada kuartal II pertumbuhan ekonomi RI menguat menjadi 5,12% (yoy), lebih tinggi dari kuartal I-2025 yang sebesar 4,87%, didorong konsumsi rumah tangga dan lonjakan investasi. Namun, Josua mengingatkan, dua motor utama tersebut berisiko kehilangan momentum di paruh kedua tahun ini.

Konsumsi semester I terbantu banyaknya hari libur, termasuk Idulfitri, Iduladha, dan libur sekolah, yang mendorong mobilitas dan belanja kelas menengah-atas. Sementara investasi melonjak karena pembelian barang modal dan belanja pemerintah di akhir kuartal II. 

Baca Juga: Ekonom Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi RI Semester II 2025 di Bawah 5%, Ini Sebabnya

“Masalahnya, jika pembelian barang baru hanya terjadi di awal (front loading), investasi pada semester kedua bisa melambat. Investor cenderung menunggu kepastian perbaikan permintaan domestik dan global, apalagi dampak perang dagang baru akan terasa pada semester kedua,” ujarnya.

Untuk menjaga pertumbuhan, Josua menekankan peran belanja pemerintah, khususnya program yang menyasar kelas menengah-bawah dan proyek padat karya, agar dapat mengompensasi pelemahan permintaan domestik maupun ekspor. 

"Jika mau berada di atas 5% itu dari sisi public spending dari pemerintah yang bisa mendorong konsumsi, kemudian konsumsi juga bisa mendorong investasi," ungkap Josua.

Selain itu, faktor pangan juga menjadi perhatian. Inflasi Juli naik menjadi 2,37% secara tahunan akibat lonjakan harga pangan, yang dipicu musim kering basah. Gangguan pasokan ini, kata Josua, perlu diantisipasi agar tidak menekan daya beli masyarakat berpendapatan rendah.

Dengan kombinasi faktor domestik yang masih kuat dan tantangan eksternal yang signifikan, Josua menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II 2025 masih berada di jalur 5%, asalkan belanja pemerintah dioptimalkan dan stabilitas harga pangan terjaga.

Selanjutnya: Kesepakatan Dagang RI-AS, Emiten apa yang Untung dan Buntung?

Menarik Dibaca: Film Sukma Merilis Official Trailer & Poster, Tayang di Bioskop 11 September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×