Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meramal pertumbuhan ekonomi di semester II 2025 akan membaik, sejalan dengan arah kebijakan suku bunga dan juga pelonggaran likuiditas oleh BI.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 hanya mampu tumbuh 4,87% year on year (YoY), atau tercatat lebih rendah dibanding kuartal IV-2024 yang tumbuh 5,02% YoY, dan juga lebih rendah dibanding kuartal I-2024 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,11% YoY.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, dari sisi BI, penurunan suku bunga dan pelonggaran likuiditas ditempuh melalui kebijakan moneter yang dibarengi peningkatan insentif likuiditas makroprudensial untuk mendorong kredit, pembiayaan ke sektor-sektor prioritas.
Sebagaimana diketahui, pada Mei 2025 BI memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75% menjadi 5,5%. Meski pada Juni 2025 ini BI-rate dipertahankan di level 5,5%.
Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan BI-Rate di Level 5,5% pada Juni 2025
“Ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan membaik pada semester II 2025, dan secara keseluruhan,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (18/6).
Tak hanya dukungan dari BI, Perry juga mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik didorong dukungan pemerintah yang mengeluarkan kebijakan fiskal ditempuh untuk mempercepat belanja melalui pemberian gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan subsidi transportasi, serta penebalan bantuan sosial kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Baca Juga: Bank Indonesia Masih Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga Tahun Ini
Meski demikian, BI memangkas perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 berada dalam kisaran 4,6–5,4%, lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,7–5,5%.
Lebih lanjut, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut, Perry menyampaikan berbagai respons kebijakan perlu terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi baik dari sisi permintaan domestik maupun eksternal.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil Pemerintah, termasuk implementasi program Asta Cita,” tandasnya.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Diproyeksi Melemah, Ini Pemicunya
Selanjutnya: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Bagaimana Dampaknya Bagi IHSG?
Menarik Dibaca: Ide Bisnis dari Siswa SMA Maju ke Ajang Global Bersama FedEx
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News